Kamis 25 Jun 2015 23:30 WIB

Ekonomi Kreatif Masih Perlu Dukungan Pemerintah

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perajin memeragakan pembuatan kain tenun tradisional khas Pulau Buton dalam pameran Indonesia Creative Power 2013 di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Rabu (27/11). Kementerian Pariwisata dan Eonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan sektor ekonomi kreatif
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perajin memeragakan pembuatan kain tenun tradisional khas Pulau Buton dalam pameran Indonesia Creative Power 2013 di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Rabu (27/11). Kementerian Pariwisata dan Eonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan sektor ekonomi kreatif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan beberapa praktisi ekonomi kreatif. Dalam RDPU itu, para praktisi menilai ekonomi kreatif masih perlu dukungan dari pemerintah.

Chief Executive Offiver (CEO) bubu.com, Shinta Bubu mengatakan, salah satu potensi industri kreatif yang memiliki potensi adalah pada sekor perangkat lunak. “Sektor perangkat lunak dalam indsutri teknologi informasi memiliki potensi yang besar,” katanya dalam RDPU yang digelar di Ruang Rapat Komite III DPD RI pada Kamis (25/6).

Oleh karena itu, ia berharap indsutri aplikasi harus didukung dengan kebijakan yang tepat agar dapat terus berkembang. Hal ini diperlukan untuk mendukung ekonomi dan membuka lapangan kerja di Indonesia.

Shinta menambahkan bahwa Industri Teknologi Informasi tidak sebatas produksi atau manufacturing perangkat keras (hardware). Ia menjelaskan, di Amerika Serikat, industri aplikasi mobile (mobile app) telah membuka 627 ribu lapangan kerja, dan menghasilkan pendapatan 25 miliar dolar Amerika Serikat.

“Padahal industri ini terbilang muda karena baru terbentuk pada tahun 2008,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement