REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum Hari Krida Pertanian ke 43 ingin dijadikan pemerintah sebagai momentum pencapaian diversifikasi pangan. Sebab masyarakat Indonesia tak hanya mengonsumsi beras sebagai makanan pokoknya, tetapi juga ada jagung, sagu dan umbi-umbian.
"Ke depan, penting keanekaragaman pangan itu suatu kearifan lokal yang harus kita perkuat, di NTT, Irian dia masih lebih cenderung makanan pokoknya sagu dan umbi ketimbang beras," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman seusai mengikuti upacara Hari Krida Pertanian pada Senin (22/6).
Ditegaskannya, Kementan tak hanya ingin fokus pada padi, jagung dan kedelai saja meski itulah yang diprioritaskan untuk menghindari impor. Upaya diversifikasi akan dilakukan dengan anggaran tambahan.
Sayangnya, Mentan tak menyebut jumlah anggaran yang dialokasikan untuk diversifikasi. "Kalau total anggaran tahun ini aku tahu Rp 16,9 Triliun, pastinya anggaran lebih besar dari tahun lalu," ujarnya.
Di samping itu, ia juga melaporkan perkembangan terbaru soal pemberian bantuan untuk petani. Di antaranya, selama tujuh bulan ada pemberian bantuan alsintan sebanyak 38 ribu unit, traktor 26 ribu unit, penyaluran pupuk 264 ribu ton, optimalisasi lahan 290 ribu hektare dan rehabilitasi jaringan irigasi 1 juta hektare. Sehingga, terjadi peningkatan luas tanam seluas 369 ribu hektar dan pertambahan produksi sebanyak 2,6 juta ton gabah kering giling.