Senin 22 Jun 2015 10:37 WIB

AP II akan 'Musnahkan' 11 Pesawat Bekas

Pesawat udara terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (19/3).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pesawat udara terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – PT Angkasa Pura II (Persero) akan menyingkirkan pesawat-pesawat yang sudah tidak dipergunakan lagi namun masih terdapat di sisi udara Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Perseroan saat ini telah menerima klaim kepemilikan 5 unit pesawat dari total 11 unit pesawat-pesawat bekas tersebut.

Pesawat-pesawat yang telah diklaim oleh pemiliknya adalah Fokker 28 dengan registrasi PK-MGH, Fokker 28 registrasi PK-MGM, lalu MD 820 registrasi PK-KAP, kemudian Boeing 737-200 registrasi PK-KAD, dan Boeing 737-200 registrasi PK-CJK. Kelima pesawat tersebut saat ini tengah diproses secara administrasi untuk kemudian dilakukan pemusnahan atau pemindahan oleh pemilik.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi mengatakan sebanyak 5 unit pesawat telah diproses pemusnahan atau pemindahannya. "Dan kami berharap sebanyak 6 unit pesawat lainnya juga cepat diklaim pemiliknya apabila ada, sehingga program pembenahan sisi udara Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat berjalan lancar,” kata dia, Senin (22/6).

Adapun sebanyak 6 unit pesawat yang belum diklaim pemiliknya adalah FJF dengan registrasi PK-HNK, Boeing 737-200 registrasi PK-IJK, Boeing 737-200 registrasi PK-IJH, HS 748 registrasi PK-IHH, HS 748 registrasi PK-IHT, dan F28 registrasi PK-MGM. Sementara itu, sebanyak 10 unit pesawat Batavia Air yang ada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat ini juga tengah dalam proses pemusnahan oleh pihak ketiga di bawah supervisi dari kurator.

“Dari 10 unit pesawat Batavia Air tersebut, sebanyak 2 unit telah dilakukan penghancuran, lalu 2 unit sedang dilakukan pengeringan bahan bakar untuk kemudian dimusnahkan, dan 6 unit masih dalam tahap proses dimana saat ini pesawat tersebut ditempatkan di hanggar bekas milik Batavia Air,” jelas Budi Karya Sumadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement