REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Harga minyak dunia yang belum stabil bahkan malah semakin menurun ternyata membawa efek negatif beberapa hal. Salah satunya, efek tersebut sangat berdampak bagi perusahaan minyak dan gas di Inggris.
Aberdeen dan Grampian Champer of Commerce telah melakukan survey terhadap 22 industri minyak dan gas. Seperti yang dilansir southorkshiretimes, Ahad (21/6), survey tersebut mengungkapkan dua pertiga dari operator industri minyak dan gas Laut Utara telah dipaksa untuk membatalkan proyeknya.
Pembatalan tersebut disebabkan adanya kejatuhan harga minyak yang terjadi baru-baru ini. Selain itu, survey tersebut juga dilakukan dalam kemitraan bersama firma hukum Obligasi Dickinson.
Dalam laporan survey tersebut menjelaskan, kepercayaan kontraktor UK Continental Shelf (UKCS) berada pada level terendah sejak 2004. Selain itu, hanya 7 persen dari kontraktor yang lebih percaya diri dalam kegiatan UKCS tahun lalu.
"Kami sekarang sedang mengalami resesi keercayaan pertama," kata Direktur Kebijakan dan penelitian Aberdeen dan Grampian Champer of Commerce, James Bream.
Dengan adanya hasi survey tersebut, maka telah memperlihatkan harga minyak dunia yang kian menurun telah mengurangi tingkat kepercayaan diri bagi perusahaan sektor minyak dan gas. Salah satu diantaranya dari survey tersebut adalah perusahaan Sheffield.
Diketahui dari Bloomberg, harga minyak mentah dunia Jumat pekan lalu ditutup pada level 59.61dolar AS/ barel turun 1,3 persen. Kisaran harga minyak hari itu berada pada level 58.88 dolar AS/ barel hingga 60.56 dolar AS/ barel.