REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia tekanan inflasi pada pekan ketiga Juni 2015 mencapai 0,5 persen (mtm) atau 7,4 persen (yoy). Meningkat dibandingkan inflasi di pekan kedua Juni di 0,44 persen (mtm). Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, inflasi keseluruhan pada bulan Juni bisa mencapai 0,66 persen.
"Inflasi pada pekan ketiga 0,5 persen kita melihat masih ada tekanan di volatile food dan yang mmberikan kontribusi itu-itu saja, memang komponen tidak besar tapi kalau kenaikannya tinggi akan berkontribusi terhadap inflasi," ujar Agus, Jumat (19/6).
Agus menyebutkan, komoditi yang diwaspadai dalam kontribusi terhadap inflasi seperti daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, beras, dan voaltiel food lain. Menurutnya, inflasi Juni yang diperkirakan 0,66 persen masih sejalan dengan target inflasi Bank Indonesia 2015-2016 di level 4 plus minus 1 persen. "Tapi kita perlu waspada karena risiko Elnino masih ada. Kita tidak ingin volatile food menjadi sumber yang menekan inflasi," imbuh Agus.
Sementara kontribusi inflasi juga terjadi pada kelompok harga barang yang dikendalikan oleh Pemerintah (administered prices) dinilai tidak terlalu besar di pekan ketiga. Yang lebih dominan adalah volatile food. Bank Indonesia berupaya menjaga, jangan sampai masalah distribusi, ketersediaan pangan dan cuaca Elnino akan ada peningkatan inflasi. Namun, ada beberapa komoditi yang tidak bisa dielakkan harus diimpor.