Sabtu 20 Jun 2015 23:35 WIB

Pertamina Pacu Penyelesaian Proyek TBBM Sambu dan Tanjung Uban

Rep: C31/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto
Foto: Republika/Prayogi
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—PT Pertamina (Persero) memastikan proyek terminal bahan bakar minyak (BBM) Sambu dan Tanjung Uban akan tuntas tepat waktu pada semester satu tahun 2016.  Terminal Sambu dan Tanjung Uban ini berkapasitas total 500 ribu KL, Sabtu (20/6).

Pertamina juga membangun Terminal Automation System dan juga blending untuk produk HSD dan MFO berstandar internasional di TBBM Sambu. Dengan proyek ini, TBBM Sambu yang telah berdiri sejak 1918 ini akan mengalami peningkatan hingga mencapai 300 ribu KL dengan dermaga berkapasitas LR 100 ribu DWT.

Sedangkan TBBM Tanjung Uban, Pertamina membangun tangki timbun sebesar 200 ribu KL. Terminal BBM ini juga dilengkapi dengan Terminal Automation System dan dermaga baru berkapasitas LR 100 ribu DWT.

Selain itu, TBBM Tanjung Uban juga dilengkapi dengan fasilitas blending mogas. Hal ini dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk premium atau HOMC 92 dan Naphta.

“Saat ini pelaksanaan proyek masih on the track. Kami harapkan WIKA selaku pelaksana EPC dapat menuntaskan pekerjaan sesuai waktu yang dicanangkan atau mungkin lebih cepat lagi,” ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.

Ia juga mengatakan jika TBBM Sambu tuntas, ini akan menjadi babak baru bagi Pertamina yang akan berperan sebagai Storage and Blending Facility Provider. Selain diperlukan untuk mendukung ketahanan energi, kata Dwi, keberadaan fasilitas tersebut dapat mendukung bisnis oil trading perusahaan di wilayah regional Asia Tenggara di masa mendatang, khususnya MFO dan HSD berstandar internasional. TBBM ini juga diproyeksikan akan memiliki kapasitas 800 ribu KL di masa mendatang.

Diharapkan Pertamina mampu memperoleh market share antara lima sampai sepuluh persen atau naik signifikan dari posisi saat ini yang masih di bawah satu persen. Diketahui juga, total market MFO dan HSD di Selat Malaka mencapai sekitar 45 juta KL per tahun.

Sedangkan TBBM Tanjung Uban akan menjadi super terminal mogas untuk mendukung ketahanan stok mogas atau premium nasional. Keberadaannya juga difasilitasi pleh fasilitas blending yang dapat mengurangi pembelian impor  secara spot dan memberikan fleksibilitas impor produk dengan memanfaatkan kelebihan naphta dari kilang.

TBBM Sambu aka n dijadwalkan tuntas pada Maret 2016, sedangkan TBBM Tanjung Uban akan selesai pada Juni 2016. Investasi yang direncanakan hingga proyek tuntas senilai $ 94 juta dollar untuk TBBM Sambu dan $62 juta dollar untuk TBBM Tanjung Uban.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement