REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Institut for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menilai dengan tertekannya nilai rupiah, Indonesia harus bisa tetap menstabilkan harga domestik. Terkait itu, ia menyatakan Indonesia bisa mencontoh langkah Perdana Menteri India, Narendra Modi.
"Kalau mau, pemerintah itu duduk bersama dengan Bank Indonesia itu meniti India. India banyak persamaan dengan kita struktur ekonominya," kata Enny kepada ROL, Rabu (17/6).
Ia menambahkan, India mempunyai kekuatan ekonomi pada konsumsi rumah tangga karena penduduknya yang besar seperti Indonesia. Selain itu, ia menjelaskan ketergantungan India terhadap luar negeri juga sama.
Menurut Enny, ekspor India hanya sebesar 27 persen dan Indonesia hanya sebesar 25 persen. "Jadi ini mirip lah, struktur ekonominya juga mirip jika dilihat dari sumber daya alamnya juga," ungkapnya.
Dari kesamaan tersebut, ia mengatakan Indonesia bisa belajar karena India bisa mempertahankan indeks keyakinan konsumen dan bisnisnya. Upaya terseubut menurutnya karena program yang dibuat Modi cukup tepat.
Terkait hal tersebut, ia menjelaskan, Modi berhasil melakukan stabilisasi politik terlebih dahulu sehingga memicu konsumsi masyarakat yang tinggi. "Kalau itu sudah tinggi, pasti produksi masyarakat juga akan meningkat. Dan pada akhirnya investasi juga bisa tumbuh kok," jelas Enny.
Untuk itu, kata dia, pemerintah harus mencoba untuk menstabiilkan dulu harga domestiknya. Ia menambahkan, India dan Indonesia sama-sama berada di tengah pelemahan global namun jika harga domestic stabil, perekonomian India bisa tetap baik.