REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengenai prediksi pertumbuhan perekonomian, Menteri Keuangan menyampaikan alasannya mengapa menjadikan IMF sebagai acuan dalam membuat prediksi pertumbuhan nasional.
Meski begitu, dia membantah jika hanya menjadikan IMF sebagai satu-satunya acuan dalam hal tersebut. "IMF bukan satu-satunya acuan, karena satu-satunya institusi yang mengeluarkan prediksi pertumbuhan global memang hanya IMF secara teratur. World bank (juga) mengeluarkan tapi tidak se-reguler dan secepat IMF, dan itu kita jadikan acuan untuk membuat prediksi," katanya.
Berbeda dengan Bank Indonesia (BI) yang menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,1 persen pada 2016, Bambang menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada antara 5,8 hingga 6,2 persen.
Ia menyatakan perbedaan pendapat mengenai target pertumbuhan yang dikeluarkan BI dan Kemenkeu dikarenakan adanya perbedaan dalam hal regulasi terkait mengenai pertumbuhan ekonomi.
"Kita lihat berdasarkan dokumen. Itu akhir April. Saya tidak punya kebebasan karena yang kita bahas formal yang di ada di dokumen. Kalau BI lihat kepada perkembangan terakhir," ujar Bambang dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) Komisi XI dengan Kemenkeu, BI, Bappenas, dan BPS, Senin (8/6) di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta.
Meski begitu, Bambang melanjutkan, pembahasan RAPBN 2016 menganai pertumbuhan ekonomi masih bisa berubah karena disusun secara bersama-sama dengan BI dan juga Bappenas.