REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menerbitkan obligasi tahap I tahun 2013 senilai maksimal Rp 3 triliun. Penghimpunan dana dari penerbitan obligasi berkelanjutan sepanjang tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp 12 triliun.
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengatakan penerbitan obligasi bertujuan untuk mendukung pengembangan bisnis perusahaan. Yakni memperbesar penyaluran kredit berdasarkan prinsip prudential banking dan good corporate governance (GCG).
"Kita akan menerbitkan obligasi totalnya Rp 12 triliun dibagi tiga tahap. Tahap I sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun," jelas Asmawi dalam public expose di Gedung BRI Jakarta, Rabu ( 3/6).
Asmawi menjelaskan, jangka waktu (tenor) yang ditetapkan dalam penerbitan obligasi yakni 370 hari dengan kupon sebesar 8,1-8,4 persen, 3 tahun dengan kupon 8,7-9,2 persen, dan 5 tahun dengan kupon 9,1-9,2 persen.
Perusahaan akan menunggu sampai dua pekan untuk melihat respons para investor dan menentukan pembagian nominal sesuai tenor.
Penerbitan surat utang tersebut telah mendapat peringkat idAAA dari Pefindo. Periode bookbuilding akan dilakukan pada 3-12 Juni 2015 dengan tanggal efektif diharapkan pada 24 Juni 2015. Sehingga pada 26 dan 29 Juni 2015 bisa dilakukan penawaran umum.
Tanggal penjatahan akan berlangsung 30 Juni 2015 dan 1 Juli 2015 dan merupakan waktu pembayaran dari investor kepada JLU. Distribusi obligasi secara elektronik akan dilakukan pada 2 Juli 2015 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia direncanakan pada 3 Juli 2015.
Sebanyak tiga perusahaan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi ini adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities dan PT Standard Chartered Securities Indonesia.
Asmawi optimistis BRI akan bisa bersaing meraih investor dalam penerbitan obligasi tersebut. Sebab, BRI memiliki jaringan yang luas di Indonesia. BRI juga memiliki posisi yang kuat dalam pasar pembiayaan usaha mikro serta BUMN. Selain itu, BRI memiliki brand recognition dan brand royalty yang kuat serta standard manajemen risiko yang hati-hati.
Market share asset BRI pada 2014 menjadi 14,8 persen, pinjaman 13,5 persen dan market share simpanan sebesar 14,7 persen. Sedangkan untuk laba bersih, rata-rata pertumbuhan laba bersih BRI dari tahun 2012-2014 mencapai 13,9 persen sedangkan industri perbankan hanya 9,9 persen. Sehingga market share laba bersih bersih BRI mencapai 21,6 persen di tahun 2014.