REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara-negara Asia Tenggara membuat kemajuan luar biasa untuk mengurangi kelaparan. Selama 25 tahun, jumlah penduduk yang kelaparan berkurang setengahnya.
Secara global, pencapaian ini merupakan kemajuan paling menakjubkan untuk mengurangi kelaparan di dunia yang disepakati pada World Food Summit 1996 dan MDG-1.
Meskipun demikian, Perwakilan FAO di Indonesia Mark Smulders mengatakan, menurut tinjauan yang dikeluarkan FAO tentang Rawan Pangan di Asia dan Pasifik, masih ada 60 juta penduduk di Asia Tenggara yang tidur dengan perut lapar setiap hari. Sepertiga dari jumlah tersebut atau 19,4 juta jiwa tinggal di Indonesia.
"Tentu masih banyak yang harus dilakukan. Prioritas kami adalah menciptakan Generasi "Zero Hunger" dan pada saat yang sama memastikan penduduk Indonesia terutama anak-anak mendapatkan gizi yang cukup untuk menjalani hidup yang aktif dan sehat," ujar Smulders, Ahad (30/5).
Smulders menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang cepat dan kebijakan yang tepat di sektor pangan dan pertanian akan membantu Indonesia mencapai target pengurangan kelaparan MDG-1. Persentase penduduk Indonesia yang kekurangan gizi khususnya balita, ia katakan, turun dari 19,7 persen pada 1990-1992 menjadi hanya 7,6 persen pada 2014-2016..
Meski berhasil meningkatkan ketersediaan pangan sumber energi, Indonesia, lanjutnya, membuat kemajuan yang lambat dalam mengurangi jumlah penduduk yang kekurangan gizi khususnya balita. Data terkini (2013) memperkirakan pertumbuhan 37 persen balita di Indonesia terhambat. Hal ini menunjukkan masih banyak penduduk yang tidak memiliki akses atas pangan yang bergizi dan beragam.
Perwakilan World Food Programme di Indonesia Anthea Webb mengatakan, keberhasilan Indonesia dalam mengurangi setengah jumlah penduduk yang kelaparan merupakan tanda positif bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan untuk menghapus kelaparan dan mencapai ketahanan pangan pada 2030 bisa dicapai.
"Kami bangga bekerja sama dengan Indonesia mewujudkan hari di mana setiap orang makan makanan yang bergizi dan pertanian dilakukan dengan prinsip berkelanjutan," ujar Webb.