REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa memperpanjang sanksi ekonomi terhadap Presiden Suriah, Bashar Assad dan sekutu terdekatnya selama satu tahun lagi. Hal itu dikarenakan adanya kasus penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia di negara itu.
Dalam sebuah pernyataan, Kamis (28/5), UE menyatakan situasi di Suriah terus memburuk. Kondisi ini cukup membuat pihaknya memperpanjang larangan perjalanan dan pembekuan aset kepada sekitar 200 pejabat Suriah.
UE juga melakukan embargo senjata dan pembatasan ekspor bahan sensitif. Mereka melarang impor minyak mentah dan perusahaan UE untuk berinvestasi di industri minyak Suriah.
Konflik yang terjadi di Suriah kini telah memasuki tahun kelima. Hingga saat ini, konflik itu telah merenggut lebih dari 220 ribu orang tewas.