REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Pencetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mengungkapkan, uang pecahan besar seperti Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu rawan dipalsu.
Direktur Keuangan Perum Peruri Antonius mengatakan, uang pecahan tersebut kerap dijadikan objek pemalsuan para penjahat yang tidak bertanggung jawab. ''Pecahan besar sering dipalsu,'' kata dia dalam Konferensi Pers Kinerja Kuartal I 2015 Perum Peruri, Jakarta, Kamis (28/5).
Menurut Antonius, terakhir kali pemalsuan terjadi di Bekasi, Jawa Barat. Dia menerangkan, tingkat pemalsuan uang di Indonesia masih rendah apabila dibandingkan di Amerika Serikat dan Eropa.
Perum Peruri meraup laba bersih Rp 54,02 miliar pada kuartal I 2015. Laba bersih perusahaan pelat merah itu meningkat 20,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 44,70 miliar.