REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Bustanul Arifin menilai temuan beras sintetis yang ditemukan di Bekasi akan banyak menuai dampak. Namun menurutnya, dampak yang terjadi tidak semua bersifat negatif.
"Ada sisi baik di sini, memang benar adanya beras sintetis ini merugikan konsumen tapi dalam sisi lain ada positifnya," ungkap Bustanul kepada ROL, Ahad (24/5). Menurutnya, dari kasus temuan tersebut paling tidak bisa memunculkan tingkat kesadaran konsumen atau masnyarakat menjadi lebih meningkat.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kesadaran masyarakat yang terjadi adalah adanya kontrol terhadap kualitas beras di pasaran. Menurut Bustanul, hal tersebut bagus untuk masyarakat hingga menjadi lebih teliti dan merugikan pihak yang kerap membuat produk oplosan.
Terkait hal tersebut, menurutnya tingkat kesadaran masyarakat akan kualitan produk yang dibeli dalam hal ini beras, akan mengurangi produk curah yang tidak ada standarnya. "Apa lagi kalau di daerah-daerah banyak dilakukan sidak, tentu akan semakin baik dampaknya karena bahaya jika sampai terkonsumsi," kata Bustanul.
Oleh karena itu, selain sisi negatif dari kasus beras plastik, menurut Bustanul kejadian tersebut bisa menjadi langkah baik yang pertama. "Saya pikir juga ini bisa ada kontribusi yang akan lebih baik lagi dari pengusaha beras," tutur Bustanul.