REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - PT Pertamina Internasional Ekplorasi dan Produksi (PIEP) menargetkan peroleh produksi minyak sebesar 70.000 barel per hari (setara minyak) pada 2022 dari aset yang dikelola anak perusahaannya di Malaysia, Pertamina Malaysia Eksplorasi-Produksi.
Presiden Direktur PIEP Slamet Riadhy mengatakan, dari enam blok migas yang diakuisisi Pertamina dari Murphy saat ini produksi net to share Pertamina mencapai sekitar 42.000 barel setara minyak (boepd), dimana produksi dalam bentuk minyak mencapai sekitar 24.000 bopd.
"Kami optimistis produksi akan terus meningkat. Pada 2020 hingga 2022, PIEP menargetkan produksi net to share Pertamina dari keenam blok tersebut dapat meningkat menjadi sekitar 70.000 boepd," tuturnya disela-sela pembukaan kantor baru Pertamina Malaysia Ekplorasi-Produksi di Kuala Lumpur, Selasa (19/5).
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam ditempat yang sama mengatakan, upaya peningkatan cadangan dan produksi dari luar negeri, termasuk dari aset-aset di Malaysia sangat penting. Aset ini, lanjutnya, tidak hanya menguntungkan secara bisnis, namun juga sebagai upaya peningkatan ketahanan energi nasional. Dia menambahkan, dalam upaya pembelian aset di luar negeri Pertamina memprioritaskan pada lapangan-lapangan berproduksi.
"Karena tujuan ekspansi Pertamina selain mencetak keuntungan bisnis juga membantu pemerintah untuk kurangi impor. Oleh karena itu kami bawa hasil produksi di luar negeri untuk diproses di kilang dalam negeri," ungkapnya.
Sebelumnya, Pertamina telah melakukan tiga kali lifting minyak dari aset Malaysia dengan volume sekitar 300.000 barel hingga 500.000 barel sekali lifting. Minyak tersebut dikirimkan ke kilang minyak Pertamina, seperti Cilacap.