Selasa 19 May 2015 12:59 WIB

Ini Tanggapan Menteri ESDM Soal Kicauan SBY

Rep: C85/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri ESDM Sudirman Said.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menteri ESDM Sudirman Said.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said akhirnya buka suara menanggapi kicauan presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal pembubaran Petral. Sudirman menuding selama ini pembubaran Petral selalu berhenti di meja SBY.

Dia mengaku justru senang bila diskusi yang dilakukan pada Ahad (17/5) lalu bisa membuka mata banyak pihak. "Berkenaan dengan situasi pengelolaan energi dan migas di masa lalu, saya yakin para pengelola dan seluruh stakeholders jauh lebih memahami dari pada saya," jelas Sudirman, Selasa (19/5).

Mengenai makna dari kata 'membuka mata' dan 'lebih paham;, Sudirman belum mau membeberkan lebih jauh. Sudirman yakin, masyarakat pasti mendukung langkahnya untuk membenahi tata kelola migas, terlebih memberantas mafia migas.

"Dan saya punya keyakinan penuh bahwa seluruh masyarakat mendukung langkah langkah pembenahan yang memang sudah seharusnya dilakukan sejak lama," kata mantan dirut PT Pindad tersebut.

Sudirman menyatakan, sebagai menteri ESDM, dirinya hanya berusaha menjalankan tugas dan tanggung jawabnya melakukan berbagai perbaikan dalam pengelolaan energi, termasuk sub sektor minyak dan gas.    

"Mengkomunikasikan latar belakang suatu kebijakan dan langkah langkah pelaksanaan kebijakan adalah bagian dari tugas publik yang harus diemban seorang Menteri, termasuk dalam perbaikan tata kelola migas," katanya.

Sudirman juga mengaku malah bersyukur karena diskusi publik yang dilakukan bersama dengan Tim reformasi tata kelola migas membuka mata banyak pihak, bahwa banyak hal yang memang harus diperbaiki.   

"Kami terbuka untuk berdiskusi dengan semua pihak untuk terus memperbaiki kebijakan pengelolaan energi  dan sumber daya mineral demi memberi manfaat terbaik bagi rakyat," lanjutnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement