Senin 18 May 2015 11:27 WIB

IEA 2015 Tambahkan Satu Ketegori Penghargaan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Satya Festiani
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pusat Pengembangan Ekonomi Islam Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum (DIEDC) menambahkan satu kategori dalam Penghargaan Ekonomi Islam III (IEA 2015) yang akan digelar di triwulan empat 2015 ini.

Pendaftaran penghargaan ini akan ditutup 31 Juli 2015 mendatang. Kegiatan ini merupakan kerja sama DIEDC, Kamar Dagang dan Industri Dubai dengan Thomson Reuters.

Satu kategori tambahan dalam penghargaan IEA 2015 ini adalah Penghargaan Sepanjang Hayat bagi pemimpin bisnis yang menginsipirasi kempemimpinan, menularkan nilai positif ekonomi Islam, serta memberi kontribusi yang berdampak nyata bagi di sektor yang digelutinya.

Ada delapan kategori penghargaan lain yang diberikan. Untuk sektor keuangan Islam cakupannya meliputi pembiayaan mikro, modal ventura, sukuk negara dan korporasi, takaful dan retakaful, perbankan dan manajemen aset.

Sektor makanan dan kesehatan meliputi pertanian, bahan makanan dan produksi, ritel, logistik, riset dan pengembangan produk makanan, kosmetik, perawatan pribadi, dan farmasi.

Tanyangan hiburan, publikasi, media sosial dan aplikasi seluar termasuk dalam sektor media.

Sektor pariwisata meliputi biro perjalanan ramah keluarga, pengelola kegiatan pertemuan, konferensi dan pameran (Mice), wisata medis, serta haji dan umrah.

Untuk sektor sosial wakaf, cakupannya adalah solusi inovatif, layanan wakaf pemerintah dan swasta, dan wakaf lintas batas.

Teknologi, inkubasi bisnis, pelatihan, infrastruktur dan pengembangan ekosistem usaha kecil menengah (UKM) masuk dalam sektor pengembangan UKM.

Untuk sektor infrastruktur pengetahuan ekonomi Islam meliputi lembaga riset dan pendidikan atau insiatif, standardisasi dan kesesuaian.

Di sektor kesenian Islam cakupannya adalah seniman, arsitek, perancang busana dan perancang perhiasan.

Penghargaan IEA ini diberikan kepada individu maupun lembaga keuangan yang inovatif mengembangkan ekonomi Islam dengan tetap berpegang para prinsip etika, keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Managing Director, Middle East & North Africa, Thomson Reuters Nadim Najjar mengatakan, sebagai bagian aksi proaktif mereka, pendekatan yang digunakan berdasarkan hasil yang dicapai komunitas keuangan yang didorong untuk mengembangkan cara-cara baru mempromosikan bisnis bertanggungjawab dan berbasis etika.

''Ini akan menunjukkan sektor ekonomi Islam bisa jadi agen pengubah dan mengkatalis perubahan paradigma bagi kepentingan publik yang lebih luas,'' kata Najjar seperti dikutip emirates247, Ahad (17/5).

Global Head Islamic Markets Thomson Reuters Sayd Farook menuturkan, ajang ini menjadi berbeda karena menginspirasi inovasi, pertumbuhan dan kunci sukses bagi ekonomi Islam global. Dua tahun berlalu sejak penyelenggaraan pertama, Farook menilai itu cukup bagi sebuah lembaga atau individu memberi dampak bermakna bagi kondisi ekonomi masyarakat.

''Kami harap penyelenggaraan IEA tahun ini akan membawa dampak berlanjut dan mendorong munculnya pemimpin-pemimpin di semua segmen masyarakat,'' kata Farook.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement