Jumat 15 May 2015 18:27 WIB

Nelayan Senang Ada Kredit Tanpa Agunan

 Seorang nelayan melabuhkan kapalnya di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa(7/4).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang nelayan melabuhkan kapalnya di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa(7/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Para nelayan di Kecamatan Pakuhaji dan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, menyambut positif kredit tanpa agunan untuk kelangsungan usaha perikanan.

"Selama ini kami memang kesulitan meminjam uang untuk usaha karena tidak mempunyai jaminan," kata Sarmin (49) seorang nelayan di Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji di Tangerang, Jumat (15/5).

Sarmin mengatakan bila pinjaman uang itu dapat cair dirinya akan berusaha untuk membeli perahu ukuran kecil dan usaha lainnya.

Pernyataan tersebut terkait Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan program kredit bagi nelayan tanpa agunan, Senin (11/5). Anggota Dewan Komisioner OJK Nelson Tampubolon mengatakan para nelayan dapat mengakses kredit dari industri perbankan tanpa dihantui jaminan.

Bahkan para nelayan dapat memanfaatkan tanpa memiliki aset tetap karena selama ini merupakan kendala yang berarti.

Sedangkan arus dana dari hasil tangkapan perikanan setiap hari dapat dijadikan jaminan oleh nelayan sebagai debitur. Namun perbankan juga harus menerapkan prinsip kehati-hatian terhadap calon nasabah merupakan sebagai nelayan aktif yang mengandalkan usaha dari melaut.

Sarmin mengatakan bila kredit itu cair, maka selain untuk membeli perahu juga sebagaian untuk usaha rumahan bagi istri karena selama ini tidak memiliki kegiatan selain mengurus keluarga.

Pendapat serupa juga diutarakan Surkijo (51) nelayan di Desa Kronjo, dan Barkin (48) nelayan Pulau Cangkir, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Barkin mengatakan dirinya akan meminjam sebesar Rp 20 juta untuk usaha ikan asin, karena banyak hasil tangkapan yang membusuk akibat persediaan es kurang. Bahkan dana itu, tambahnya, juga sebagian dimanfaatkan untuk transportasi, pemasaran serta ongkos pendukung usaha lainnya.

Bapak tiga putra itu optimistis kredit itu dapat dikembalikan karena bunga tidak terlalu besar dari bank resmi bila dibandingkan dengan pinjaman melalui tengkulak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement