Jumat 08 May 2015 23:04 WIB

Indonesia Disebut tak Pernah Keluar OPEC, Betulkah?

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memeriksa kapasitas tangki BBM di terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang, Jakarta, Rabu (15/4). (Prayogi/Republika).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memeriksa kapasitas tangki BBM di terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang, Jakarta, Rabu (15/4). (Prayogi/Republika).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Gubernur Organisasi Negara Eksportir Minyak atau OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman menyebut, selama ini Indonesia tidak pernah menyatakan diri untuk keluar dari OPEC. Sejak awal tahun 2009, Indonesia hanya menyatakan diri utnuk membekukan diri. Maizar menyebut, kapanpun Indonesia untuk bergabung, maka OPEC akan langsung menerima.

"Begini, secara anggaran dasar OPEC sekali anggota penuh, itu tidak masalah bergabung. Indonesia itu selama ini tidak dianggap keluar. Tapi kita hanya membekukan diri. Jadi Kalau mau masuk lagi sangat diterima dengan terbuka. Menurut anggaran dasar OPEC begitu," jelas Maizar, Jumat (8/5).

Maizar juga menambahkan bahwa bagaimanapun Indonesia masih membutuhkan OPEC untuk bisa melakukan diplomasi energi. Maizar menilai bahwa dalam melakukan perdagangan minyak, pun Indonesia sebagai importir, dibutuhkan diplomasi energi. Diplomasi energi ini, lanjut Maizar, akan bisa dilakukan dengan lebih baik bila Indonesia memiliki posisi di OPEC dan dekat dengan negara anggotanya.

Maizar mengatakan, bila Indonesia nanti bergabung lagi ke dalam OPEC hanya sebagai observer, hal itu sudah cukup memberikan dampak positif bagi Indonesia. Dengan menjadi observer atau pengamat, Indonesia akan mendapat kesempatan untuk diundang dalam forum minyak dunia bersama para pemain utama dalam perdagangan minyak. Dengan begitu, kata Maizar, bisa menambah kedudukan Indonesia dalam perdagangan minyak dunia.

Perlu diketahui, Indonesia bergabung dengan OPEC pada 1962 silam. Indonesia sempat berjaya di OPEC dengan produksi minyak di era 80 an mencapai 1,8 juta barel per hari. Indonesia "keluar" dari OPEC pada 2008 lalu saat tidak bisa lagi memenuhi target produksi dan menjadi nett importir minyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement