Jumat 08 May 2015 22:30 WIB

BI: Pertumbuhan Ekonomi 4,71 Persen Masih Wajar

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) meninggalkan ruangan usai mengikuti rakor di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).   (Antara/Wahyu Putro)
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) meninggalkan ruangan usai mengikuti rakor di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). (Antara/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2015 sebesar 4,71 persen masih wajar. Badan Pusat Statistik telah merilis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 sebesar 4,71 persen, lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2014 sebesar 5,02 persen.

“Ekonomi kalau turun ke 4,71 persen masih wajar. Yang menurun kan mineral, wajar. Pasar keuangan kita tidak ketat, dana bank yang ditempatkan di BI ada Rp 280 triliun, kalau kita siap untuk penarikan kredit akan disalurkan. Jadi dana itu ada,” ujar Agus dalam acara peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan No.24 di kantor pusat Bank Indonesia Jakarta, Jumat (8/5).

Menurutnya, pada kuartal I pemerintah masih dalam tahap penyesuaian APBN. Jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu, dia menilai pertumbuhan ekonomi tahun ini masih positif.

“Pertumbuhan ekonomi kita di 2015 kami yakin antara 5,4-5,8 persen tapi di batas bawah, kita ada ruang ke depan,” imbuhnya.

Agus menekankan, Bank Indonesia mengutamakan stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan. Oleh sebab itu, BI fokus pada upaya memitigasi risiko ketidakseimbangan keuangan dan menjaga kecukupan likuiditas dan pendalaman pasar keuangan.

Jika kecukupan likuiditas dijaga, dan kredit berkualitas pada sektor produktif didorong akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Implementasi arah kebijakan makro dengan menerapkan insentif dan disinsentif untuk mendorong kredit berkualitas serta mendorong pengaman sistem keuangan.

Upaya menjaga stabilitas, kata Agus, tidak hanya untuk keuangan konvensional tapi juga stabilitas keuangan syariah yang dilakukan melalui pendalaman pasar sukuk dan perumusan regulasi yang kondusif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement