Jumat 08 May 2015 13:26 WIB

SBY Nilai Situasi Ekonomi Belum Kritis

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono menilai perlambatan ekonomi yang terjadi belakangan belum masuk dalam situasi kritis. Ia pun yakin masih ada solusi yang bisa diambil pemerintah untuk membalikan situasi.

"Saya menilai situasinya belum masuk krisis. Masih ada waktu. Masih tersedia solusi. Penurunan ekonomi masih bisa dibalikkan," katanya lewat akun twitter pribadinya @SBYudhoyono yang dikutip Republika, Jumat (8/6).

Ia melihat kecemasan atas memburuknya situasi perekonomian bukan hanya disuarakan oleh pelaku pasar, tetapi juga oleh masyarakat luas. Sebaiknya hal tersebut tidak membuat panik. Keadaan sat ini setiap saat bisa terjadi, masa kini dunia ekonomi mudah dan sering mengalami gejolak.

"Yang penting, pemimpin dan pemerintah menyadari & mengakui bahwa memang ada persoalan yang harus ditangani secara serius," katanya.

"Diperlukan gerak cepat & solusi yg efektif utk atasi persoalan fiskal & APBN, pertumbuhan yg melambat dan kelesuan investasi & bisnis," tambah SBY.

"Juga harus diantisipasi kemungkinan meningkatnya pengangguran, serta gangguan terhadap kecukupan & stabilitas harga bahan pokok,"

Kalau berbagai persoalan ini tidak ditangani secara efektif, lanjutnya, bisa saja keadaannya menjadi lebih buruk. Hal itulah yang harus dicegah.

Ia mengatkan bagi pemerintah, apapun opsi dan kebijakan yang dipilih selalu ada plus dan minusnya. Ada pro dan kontranya. Tetapi tetap harus diambil.

"Yg penting, pemerintah beri solusi. Tetapkan "policy response" yg realistik & sungguh dijalankan. Jangan terlalu banyak beretorika" katanya.

SBY pun menegaskan persoalan tersebut seiring pula dialaminya dan tidak mudah dihadapi. Tetapi ia yakin dengan kerja keras dan tindakan tepat, selesai juga.

"Rakyat perlu beri kesempatan & dukungan kepada Pak Jokowi & pemerintah, untuk atasi permasalahan di bidang ekonomi ini," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement