REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada, A. Tony Prasentiantono mengatakan, selama ini Indonesia masih bergantung pada primary product seperti batu bara dan kelapa sawit. Padahal tahun ini ekspor keduanya mengalami penurunan.
Meski begitu, ia tak memungkiri bila kelapa sawit merupakan komoditas yang paling memiliki harapan. Hal ini karena, banyak yang bisa diolah dari kelapa sawit, mulai dari minyak goreng hingga sabun.
"Jadi wilayah Indonesia memang paling cocok ditanami kelapa sawit. Terutama di Riau, sebenarnya di Pulau Sumatera semuanya bagus, tapi Riau paling top," ujarnya, di Jakarta, Rabu, (6/5).
Ia menjelaskan, kalau di Kalimantan tak terlalu bagus ditanami kelapa sawit, karena lahannya gambut. Lahan gambut memang sulit ditanami beberapa tumbuhan tertentu.
Hanya saja, menurut Tony daripada terus mengandalkan primary product sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, lebih baik mengembangkan industri. "Jangan sampai Indonesia mengalami deindustrialisasi," katanya.