REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Denmark mengambil kebijakan yakni memusatkan bidang investasi dan perdagangan ke Asia, terutama Indonesia. Kebijakan ini dilandasi kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia dan pemerintah baru yang berpihak kepada pelaku usaha.
Kebijakan tersebut disampaikan dalam pertemuan antara Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dengan Minister of Trade and Development Cooperation of Denmark Mogens Jensen, di Kopenhagen. Rachmat mengatakan, untuk menunjukkan keseriusannya, Ratu Denmark dijadwalkan akan datang ke Indonesia pada akhir tahun 2015.
"Sejalan dengan kebijakan tersebut maka direncanakan kunjungan Ratu Denmark ke Indonesia pada akhir tahun ini bersama dengan rombongan 50 pengusaha Denmark yang siap berbisnis di berbagai sektor seperti infrastruktur di bidang maritim dan pelabuhan, energi terbarukan, dan kerja sama teknologi ketersediaan pangan," ujar Rachmat, dalam rilis yang diterima Republika, Jumat (1/5).
Rachmat mendorong Denmark untuk melakukan kerja sama dalam green technology demi kemajuan ekonomi, tanpa mengabaikan pelestarian lingkungan. Apalagi, Kopenhagen merupakan salah satu kota yang sudah menerapkan sistem green technology. Selain itu, pemanfaatan solar sel untuk energi publik telah membuat Kopenhagen menjadi salah satu smart city di kawasan Eropa
Selain itu, Rachmat juga mendorong adanya kerja sama di bidang kemaritiman antara Indonesia dan Denmark. Menurutnya, Denmark sangat bagus dalam penguasaan teknologi laut karena secara geografis merupakan wilayah kepulauan.
"Saya berkeyakinan bahwa Denmark dan Indonesia akan saling mendapat keuntungan apabila bekerja sama dalam bidang kelautan," kata Rachmat.
Selain itu, dalam pertemuan bilateral tersebut, Rachmat juga membahas pemanfaatan kerja sama antar kawasan. Diantaranya ASEAN Economic Community (AEC), serta keberlangsungan pembahasan mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa.