REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pada kuartal pertama 2015 ini, perekonomian Indonesia sempat lesu. Defisit anggaran bahkan sempat menyentuh angka Rp 100 triliun.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebut, pelemahan ekonomi salah satunya disebabkan oleh slow down atau perlambatan perekonomian Cina yang merupakan salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia. "Jadi karena itu yang bisa menjadi pendorong pertumbuhan terutama untuk tahun 2015 ini memang harus didorong dari investasi," ujar Bambang, Rabu (29/4).
Sedangkan untuk defisit anggaran, Bambang menyebut posisi defisit sudah membaik ke angka Rp 77 triliun. Dengan penerimaan total Rp 370 triliun dan belanja negara Rp 440 triliun.
"Kenapa bisa turun defisitnya? Karena belanja tetep tumbuh tapi penerimaan mulai naik. Bahkan untuk bea dan cukai dia sudah year on year sudah positif. PNBP khususnya migas sudah di atas estimasi. Nah jadi pajak juga sudah mulai menggeliat," ujar Bambang.
Di samping itu, Bambang juga menyebut posisi cash flow saat ini sangat aman. Malah, katanya, pemerintah sedang mendorong untuk masing-masing kementerian percepat belanja anggaran.