Selasa 28 Apr 2015 06:52 WIB

Pertamina Tunda Peluncuran 'Solar Hijau'

Rep: c85/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melakukan pengisian solar kapal nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Jumat (6/2).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melakukan pengisian solar kapal nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Jumat (6/2).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Setelah berencana meluncurkan produk BBM jenis baru, Pertalite, Pertamina berniat meluncurkan produk lainnya, berjuluk solar hijau. Namun sayang, untuk mematangkan produk termasuk spesifikasi produk ini, Pertamina urung meluncurkannya dalam waktu dekat. Padahal pertamina sempat menyatakan akan meluncurkan produk ini Juli mendatang.

Produk Solar Hijau ini merupakan hasil uji laboratorium dengan mencampurkan solar murni, surfactant, dan juga 10 persen air murni. Produk ini, adalah hasil riset dan pengembangan produk antara Pertamina dengan perguruan tinggi, seperti ITB. Manajer Inisiasi Bisnis Pertamina Bayu Kristanto menyebut, demi mematangkan pasar, Pertamina memutuskan untuk menunda produk ini.

Pertamina menyebutkan produk baru ini ditargetkan untuk bahan bakar genset. "Kami gunakan untuk own used dulu. Jadi akan digunakan untuk internal perusahaan. Sekaligus untuk mengujinya di lapangan. Meski sebetulnya tes dan uji lab sudah dilakukan," ujar Bayu, Senin (27/4).

Bayu mengatakan, saat ini Pertamina masih fokus untuk melancarkan peluncuran Pertalite, produk BBM RON 90 yang akan diluncurkan Mei mendatang. Produk Solar Hijau ini sendiri, lanjut Bayu, telah mendapatkan izin perdagangan dari Kementrian Perdagangan, dan telah dilaporkan perkembangan produknya kepada Kementerian ESDM.

"Kami hanya menunggu kesiapan pasar saja. Mencari momen yang tepat. Bukan dalam waktu dekat ini," katanya lagi.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja Puja mengakui belum ada pengakuan resmi dari Pertamina kepada pihaknya. Dia mengatakan, seperti dengan proses peluncuran Pertalite, maka perlu dilakukan uji kelayakan melalui Lemigas.

"Kita tunggu pengajuan resmi dari Pertamina. Kalau sudah, harus ada uji Lemigas. Baru nanti dikeluarkan izin resmi. Sama seperti Pertalite lah," katanya, Senin (27/4)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement