Senin 27 Apr 2015 18:56 WIB

Bank Mandiri Targetkan 1.750 Agen Produk Rekening Hape

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
Bank Mandiri
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Bank Mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Bank Mandiri menargetkan jumlah agen produk Rekening Hape mencapai 1.750 agen. Pilot project layanan produk tersebut dilakukan di tiga kota di Jawa Barat yakni Kabupaten Bandung, Garut, dan Tasikmalaya. Layanan tersebut merupakan kerja sama Bank Mandiri dengan operator telekomunikasi yakni Telkomsel, Indosat dan XL.

Senior VP Transaction Banking Retail Group Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji mengatakan, dengan kerja sama tersebut akan mendorong menangkap peluang dan membantu Bank Indonesia meningkatkan transaksi non-tunai. Serta meningkatkan akses keuangan bagi 120 juta penduduk Indonesia. Menurutnya, produk Rekening Hape menjadi solusi bagi masyarakat unbankable yang belum bisa menabung.

"Target 1.750 agen dari Bank Mandiri. Kita ingin memperkuat dari sisi retail funding dan akses nasabah yang unbankable," ujar Rahmat dalam acara peluncuran kerja sama di Plaza Mandiri Jakarta, Senin (27/4).

Menurutnya, dengan Produk Rekening Hape memudahkan masyarakat yang ingin membuka rekening. Jika biasanya untuk membuka rekening di kantor cabang, nasabah harus datang ke kantor dan mengisi data-data sebanyak 13 item. Sementara, untuk mencapai 120 juta akses pendduk Indonesia pada layanan keuangan ada keterbatsan lokasi, network serta akses informasi.

Dengan Rekening Hape solusi menjadi lebih mudah, karena masyarakat tidak perlu datang ke kantor cabang bank tapi cukup ke agen-agen. Caranya nasabah datang untuk membuka rekening, kemudian dimintai data identitas diri secara singkat, selanjutnya secara instan dibuatkan rekening berdasarkan nomor ponsel nasabah.

Setelah dibuka rekening, nasabah bisa nabung, tarik tunai, tidak hanya di agen, tapi juga di mesin ATM. Dengan menyetor pecahan kecil misalnya Rp 10 ribu per hari, lama-lama masyarakat memiliki kebiasaan menabung.

Menurutnya, Lokasi jawa Barat dipilih sebagai pilot project karena termasuk unbankable costumer cukup banyak sehingga potensi cukup besar. Sebab, jika di wilayah Indonesia timur akan lebih susah monitoring sehingga mencari lokasi yang reachable.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement