Ahad 26 Apr 2015 19:34 WIB

Cina Belum Minati Peluang Panas Bumi Indonesia

Rep: c85/ Red: Dwi Murdaningsih
Pembangkit listrik panas bumi
Pembangkit listrik panas bumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Cina ternyata belum mau berinvestasi dalam pengembangan lapangan panas bumi di Indonesia. Padahal, belum lama ini pemerintah Indonesia besama dengan Cina sepakati kerjasama senilai 50 miliar dolar AS untuk pembiayaan infrastuktur.

Direktur Jendral Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana menegaskan tidak ada minat Coba itu untuk berinvestasi dalam sektor ini. Sayangnya dia tidak mengetahui apa alasan utama China enggan menggarap proyek prioritas tersebut.

"Cina belum ada yang minat investasi Geothermal (energi baru dan terbarukan)," kata Rida dalam diskusi di Jakarta, Ahad (26/4).

Rida memperkirakan kurang minatnya China kepada investasi energi baru dan terbarukan ini, lantaran banyak investor asing yang belum tahu peluang besar pengembangan panas bumi di Indonesia, dengan potensi sebesar 29 ribu Megawatt.

"Mungkin karena belum tahu," katanya singkat.

Selain itu, ada dugaan alasan lain belum minatnya Cina menggarap sektor energi di Indonesia Cina sedang dilanda isu miring terkait sejumlah proyek yang ada di Indonesia. Sebab baru-baru ini, negara tersebut didesak pemerintah untuk memperbaiki kualitas listrik.

Pasalnya kapasitas pembangkit listrik yang masuk dalam Fast Track Progamme (FTP) I, 10.000 Megawatt (MW) yang dibangun kontraktor asal Cina dinilai kualitasnya buruk. Kapasitas produksi pembangkit listrik yang dibangun kontraktor Cina hanya 50 persen.

Kapasitas ini jauh lebih rendah daripada pembangkit listrik yang dikerjakan oleh kontraktor Jerman, Prancis, atau Amerika Serikat yang mencapai 80 persen. Alhasil distribusi listrik menjadi tidak maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement