Kamis 23 Apr 2015 23:51 WIB

Manfaatkan Momentum KAA, HIPMI Usulkan Pembentukan EAA

Rep: C84/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Logo HIPMI.
Foto: IST
Logo HIPMI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memanfaatkan momentum Konferensi Asia Afrika (KAA) di Indonesia saat ini, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengusulkan adanya pembentukan Entrepreneur Asia Afrika (EAA).

Ketua Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Hardini Puspasari mengatakan potensi perekonomian dua kawasan itu dinilai cukup besar, bahkan mampu menguasai perekonomian dunia. Hal itu terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) Asia-Afrika sepanjang 2014 mencapai 51 persen dari PDB dunia. Bahkan pada 2011, Afrika berhasil mencatatkan pencapaian total PDB sebesar 1,7 triliun dolar AS, atau diatas PDB India dan ASEAN.

"Melihat potensi perekonomian yang cukup besar dari dua kawasan itu, kami mengusulkan pembentukan EAA di tahun 2015 ini," ujarnya, dalam siaran pers yang diterima ROL, Kamis (23/4)

Hardini menyebutkan beberapa alasan pengusulan pembentukan wadah internasional bagi pelaku usaha muda di dua kawasan tersebut ialah karena tingginya pertumbuhan ekonomi Asia dan Afrika yang pada 2013-2014 lalu mencatat angka masing-masing 4,9 persen dan 4,3 persen. Padahal, kata dia, saat ini banyak negara mengalami kontraksi dalam perekonomiannya termasuk perekonomian global.

Kedua, tingginya kebutuhan akan beberapa sektor usaha antara dua kawasan, semakin membuka ruang lebar bagi pelaku usaha muda untuk meningkatkan daya saingnya. Misalnya, sektor manufaktur, pertanian, infrastruktur, pariwisata, dan energi.

"Jika EAA terbentuk, maka potensi investasi sektor-sektor tersebut bisa bergerak dan saling memenuhi diantara dua kawasan. Akibatnya bisa ditebak, bahwa dua kawasan itu akan kembali menciptakan PDB tertinggi di dunia. Jauh mengalahkan negara-negara maju," lanjutnya.

Ketiga, Hardini mengatakan terbentuknya EAA akan mendorong peningkatan daya saing produk dari pelaku usaha muda Indonesia yang selama ini kebingungan mencari pasar tujuan produknya. Artinya, dengan terbukanya pasar yang lebih luas dari Asia hingga Afrika, maka "pertarungan" daya saing produk-produk lokal akan semakin tinggi dan kompetitif. Sebab, katanya, berdasarkan data PBB World Population Prospects tercatat jumlah penduduk Asia sebanyak 4,34 miliar orang dan Afrika 1,14 miliar penduduk. Sehingga secara total penduduk Asia-Afrika berjumlah 5,48 miliar orang.

"Artinya, dari jumlah penduduk saja, kawasan Asia-Afrika menguasai 75,8 persen penduduk dunia yang saat ini berjumlah total 7,23 miliar orang. Ini kan pasar ekonomi yang sangat prospektif,"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement