Kamis 23 Apr 2015 21:59 WIB

Produksi Migas Terus Merosot, Saatnya Eksplorasi Digenjot

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kapal eksplorasi minyak lepas pantai (ilustrasi)
Kapal eksplorasi minyak lepas pantai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Produksi minyak dan gas bumi nasional terus merosot. Lifting minyak tahun saja ditarget 829 ribu barel per hari, lebih rendah dibanding rencana awal 845 ribu barel per hari.

Bahkan angka ini saja separuh dari produksi minyak Indonesia di era tahun 90-an. Bila tidak dilakukan langkah strategis, minyak bumi mau tidak mau akan kering.

Kasubdit Pengawasan Eksploitasi Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Patuan Alfon mengatakan, satu-satunya jalan untuk menolong nasib produksi migas nasional adalah menggalakkan eksplorasi. Dia menyebut, eksplorasi didorong untuk bisa memperkecil jarak antara konsumsi dan produksi yang semakin defisit.

"Jadi memang ke depan ide dari asosiasi, juga bagaimana tim eksplorasi ini nantinya bisa jadi jembatan lakukan konsolidasi atau kerja sama antar stake holder termasuk perguruan tinggi," jelas Patuan, Kamis (23/4).

Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris SKK Migas Gde Pradyana yang mengungkapkan, pemerintah perlu melakukan edukasi kepada masyarakat dan dunia migas pada khususnya bahwa Indonesia tak lagi negeri yang kaya minyak. Gde mengatakan, dengan fakta bahwa Indonesia telah menjadi net importir sejak 2004 dan dengan kondisi di mana gap atau jeda antara konsumsi yang jauh melampaui produksi, sudah saatnya pemerintah mempermudah kegiatan eksplorasi.

Selama ini, kata Gde, kegiatan eksplorasi banyak terhambat oleh perizinan yang "multi layer". Oleh karenanya, banyak perusahaan yang enggan atau tidak bisa segera lakukan eksplorasi. Padahal, menurutnya, kegiatan eksplorasi atau pencarian lapangan minyak yang baru sangat penting untuk meningkatkan kegiatan eksploitasi.

"Karena ini masalah perijinan. Yang paling besar eksplorasi di Indonesia tidak masif karena masalah izin dan lalu masalah teknis. Kami akan bentuk tim khusus eksplorasi untuk atasi masalah ini," katanya.

Kemudahan perizinan, lanjut Gde, mutlak dilakukan oleh pemerintah karena kondisi lapangan migas saat ini yang sebagian besar menunjukkan decline. Meski saat ini Indonesia masih bisa memroduksi gas dalam jumlah besar, namun dia menegaskan bahwa gas juga akan habis suatu saat nanti. Sehingga, penting bagi pemerintah untuk bangun kemudahan perizinan untuk merangsang KKKS lakukan eksplorasi.

"Kita dihadapkan pada satu pilihan di mana kita harus berupaya meningkatan produksi di tengah perizinan yang sulit untuk eksplorasi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement