REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) periode 2015-2018 Pandu P Syahrir optimistis target produksi batubara nasional tahun ini masih bisa tercapai.
Seperti diketahui, berdasarkan Rencana Pertambangan Jangka Menengah dari Kementerian ESDM, produksi batu bara pada 2015 akan turun 7,2 persen menjadi 425 juta ton. Sedangkan produksi tahun lalu mencapai angka 458 juta ton.
"Tiga hal yang bisa mengganggu kinerja industri batubara, yakni kenaikan royalti, kewajiban letter of credit (L/C), dan keharusan melalui pelabuhan tertentu yang dapat menaikkan biaya operasional," ujarnya saat ditemui di acara Pelantikan Pengurus dan Penasehat APBI-ICMA Periode 2015-2018, Kamis (24/4).
Ia berharap pemerintah mau mengkaji kembali kenaikan royalti lantaran harga batubara saat ini sedang melemah dan hanya akan memberatkan para eksportir.
"Kalau semuanya negatif, royalti dinaikan. Kita jadi negara pertama dan satu-satunya di dunia yang justru menaikkan royalti dalam kondisi seperti ini," ujarnya.
Selain itu, demi mendorong peningkatan produktivitas batubara, Pandu berharap pemerintah memikirkan tentang keringanan pajak. Dengan begitu, ia yakin pemerintah akan mendapatkan keuntungan dan juga mampu menambah lapangan kerja.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
