Jumat 17 Apr 2015 06:00 WIB

PT Saga Tawarkan Program Baru Distribusi BBM

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas melayani penjualan BBM di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Ahad (29/3).
Foto: Prayogi/Republika
Petugas melayani penjualan BBM di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Ahad (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Saga Petroleum Refinery siang ini menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta. Dalam pertemuan ini, PT Saga menawarkan program baru distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

"Kami dari Saga grup ingin membantu negara dalam hal ketahanan energi khususnya BBM, kami bekerja sama dengan British Petroleum menjamin pasokan BBM maupun crude (minyak mentah) untuk meningkatkan cadangan BBM nasional, jadi lebih pada tataran operasional," kata Direktur PT Saga Petroleum Refinery Tubagus Haryono usai bertemu dengan Wapres di kantor Wapres, Jakarta, Kamis (16/4).

Ia mengatakan program yang ditawarkannya ini dapat membantu mengubah tata kelola distribusi BBM yang selama ini telah berjalan. Distribusi BBM oleh Pertamina yang selama ini dilakukan dengan cara membayar terlebih dahulu pun dapat dirubah.

"Jadi kalau dulu sampai sekarang Pertamina membeli crude atau BBM kan dengan membuka L/C (letter of credit) bayar baru dikapalkan. Nah program yang kami ajukan sekarang itu, barang kami serahkan dulu, BBM sudah dibakar baru dibayar belakangan," jelas dia.

Menurut dia, Wapres pun meminta agar Saga Grup memberikan arahan terlebih dahulu terkait keuntungan dari program ini. Dengan sistem ini, nantinya pembayaran BBM yang didistribusikan tersebut akan langsung dibayar oleh konsumen yang menggunakan.

"Jadi sama sekali di sini kami tidak menggunakan uang negara. Jadi kalau nanti misalnya BBM disuplai dipakai masyarakat maka konsumenlah yang membayar," kata dia.

Untuk saat ini, pihaknya telah mempersiapkan pasokan BBM sekitar tiga juta barel tiap bulannya secara bertahap. Lebih lanjut, Tubagus menyatakan pihaknya telah berbicara dengan Pertamina terkait tawaran program ini.

 

Kendati demikian, hingga saat ini perusahaan tersebut masih menunggu persetujuan dari pemerintah untuk menjalankan program ini. Sumber minyak yang ditawarkan oleh perusahaan ini berasal dari perusahaan minyak Inggris British Petroleum (BP).

"British petroleum punya kilang banyak, ada dimana-mana. Artinya mereka yang memberi pasokan. Ada penyesuaian terhadap karakter refinery-nya. Blendingnya ada di sini," jelas Tubagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement