REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak optimistis, Cina menjadi negara tujuan penting untuk produk elektronik Indonesia.
Hal itu tercetus karena impor produk elektronik Indonesia ke Cina pada Januari 2015 mencapai 26,6 juta dolar AS atau meningkat 0,86 persen, dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Elektronik merupakan salah satu produk manufaktur dengan permintaan dunia yang cukup tinggi, yakni sebesar 3,2 triliun dolar AS," ujar Nus dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (16/4).
Nus mengatakan, dalam lima tahun ke depan Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor elektronik Indonesia ke dunia mencapai 64,3 miliar dolar AS.
Salah satu upaya untuk memenuhi target tersebut, yakni dengan melakukan penetrasi pada setiap pameran elektronik yang digelar di sejumlah negara.
Di Cina, Indonesia menjadi peserta di pameran China Import and Export Fair (Canton Fair) Phase I 2015, yang bertempat di Guangzhou.
Pameran ini merupakan yang terbesar di Cina dan sudah digelar sejak 1957. Melalui pameran tersebut, kini Indonesia menduduki peringkat ke delapan sebagai negara pengimpor elektronik di Cina.
Nus mengatakan, selain produk elektronik, Kementerian Perdagangan juga membidik pasar building material di Cina. Menurutnya, dalam lima tahun terakhir ekspor building material ke dunia mengalami pertumbuhan sebesar 11,13 persen.
"Dari segi kuantitas, pada Januari 2015 ekspor building material meningkat menjadi 1,18 ton dengan nilai 162,85 juta dolar AS," kata Nus.
Nus menjelaskan, dalam ajang Canton Fair yang digelar pada 15-19 April 2015, Paviliun Indonesia menampilkan sembilan perusahaan diantaranya perusahaan elektronik dan perusahaan building mineral.
Melalui pameran ini, diharapkan Indonesia akan meraih peluang bisnis yang optimal dan dapat menarik buyer, sehingga bisa mendongkrak ekspor produk elektronik.