Selasa 14 Apr 2015 19:59 WIB

Kunci Perkembangan Perbankan Syariah Ada di Masyarakat

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bambang Brodjonegoro Menteri Keuangan
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Bambang Brodjonegoro Menteri Keuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain dukungan pemerintah, kunci utama pengembangan perbankam syariah ada pada masyarakat, terutama umat Islam. Besarnya industri ini tergantung pada kemauan umat untuk memindahkan dana perbankan konvensional dan memanfaatkan jasa perbankan syariah.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui, secara alami populasi Muslim Indonesia memang besar, tapi belum didapati bagaimana cara untuk memenangkan hati populasi besar itu agar beralih dan mau menggunakan jasa keuangan syariah.

Industri perbankan Islam dimanapun harus didukung pemerintah karena memang relatif baru. Berbeda dengan perbankan konvensional yang sudah sangat lama dan mandiri.

Pilihannya tinggal mau atau tidak. Maka topik keuangan Islam perlu diangkat dan kelihatan agar jadi isu besar nasional.

''Sejujurnya ini tidak mudah, apalagi orang Indonesia rasional soal keuangan,'' kata Bambang membuka seminar bertajuk Integrasi Keuangan Syariah Menuju Stabilitas Keuangan dan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan di Kompleks Kementerian Keuangan, Selasa (14/4).

Ia mengungkapkan, saat orang Indonesia menggunakan jasa perbankan syariah, yang diamati pasti soal keamanan dan untung yang didapat.

Karena itu, manurutnya pelaku industri harus paham agar pemasarannya pas. Industri juga harus menunjukkan manajemen dan tata kelola yang bagus serta inovasi produk yang sesuai kebutuhan.

''Soal kinerja, jadilah seperti bankir biasa. Tapi soal pembeda, nilai syariah harus dipegang,'' kata Bambang. Ia yakin Indonesia bisa kompetitif dan jadi pusat keuangan global.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Achmad K Permana menuturkan, meski populasi besar, soal ibadah Muslim Indonesia termasuk emosional dan rasional saat membicarakan keuangan.

Setelah ada fatwa haramnya riba pun, enam bulan kemudian migrasi dana umat dari bank konvensional ke bank syariah tidak berlanjut.

''Kesimpulan saya, produk syariah laku kalau harganya bagus dalam pengertian bagi has besar dan margin pembiayaan kecil. Ke dua, produknya harus unik. Kalau dua itu tidak ada, industri harus terus berjuang,'' papar Direktur Unit Usaha Syariah Permata Bank ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement