REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang Indonesia (Kadin) meminta pemerintah untuk membentuk "Pertamina Kedua" atau BUMN Khusus yang bisa menggandeng swasta untuk bisa mengelola blok Mahakam. Koordinator Asosiasi Bidang Energi dan Industri Kadin Sammy Hamzah mengatakan, pemerintah perlu membangun iklim kompetensi untuk bisa membangun Pertamina. Selain itu, dengan cadangan migas di Blok Makanan yang besar, maka dibutuhkan teknologi yang tentunya harus sesuai dengan tantangan yang ada.
"Kenapa ga bentuk Pertamina kedua aja. Ketiga. Ada kok contoh nya di negara lain. Menurut saya itu adalah pemikiran yang harus dipertimbangkan. Kita tahu Pertamina harus dikembangkan. Tapi dengan cara memberikan previlige kepada Pertamina, tidak. Kita perlu tumbuhkan iklim kompetisi," jelas Sammy, Selasa (14/4).
Faktor lainnya, lanjut Sammy, adalah pentingnya menjaga iklim kinerja yang telah tercipta selama Total mengelola Mahakam. Sammy menyebut, menjaga iklim kinerja penting untuk bisa mempertahankan tingkat produksi.
"Karena agar efisiensi tercipta. Kenapa ga diberikan saja Mahakam kepada Pertamina kedua. Cadangan Mahakam sangat besar," ujar Sammy.
Sedangkan pernyataan Pertamina bahwa mereka optimis mempertahankan produksi dengan berkaca pada lapangan ONWJ, Sammy menilai bahwa antara Mahakam dan ONWJ memiliki karakteristik berbeda. ONWJ, menurut Sammy, diambil alih Pertamina saat British Petroleum merasa ONWJ sudah tidak sebanding dengan pengeluaran mereka. Sedangkan Mahakam masih sangat menguntungkan bagi Total.
"Mahakam adalah aset terbesar milik total yang paling menguntungkan. Kita bilang aset terbesar Pertamina adalah SDM. Di sana hampir 5000 karyawan dan 98 persen adalah nasional. Kita harus bisa mempreserve budaya yang ada di sana. Salah satunya dengan masuknya budaya pertamina. Kedua adalah tata kelola," ujar Sammy.