Jumat 10 Apr 2015 13:05 WIB

Pabrik Serat Rayon Siap Beroperasi Tahun Depan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Logo PT Sri Rejeki Isman (Sritex)
Foto: antarajateng.com
Logo PT Sri Rejeki Isman (Sritex)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sritex Group menambah pembangunan pabrik serat rayon baru dengan nilai investasi sebesar 250 juta dolar AS, yang dibangun di Solo, Jawa Tengah. Penambahan pabrik tersebut bertujuan untuk mengurangi impor serat rayon dalam pembuatan tekstil dan produk tekstil (TPT).

Presiden Direktur PT. Sri Rejeki Isman Tbk Iwan S. Lukminto mengatakan, pabrik baru ini memiliki kapasitas 80 ribu ton per tahun dengan luas sekitar 100 hektar. Pembangunan pabrik serat rayon tersebut sudah berjalan selama 1,5 tahun dan diperkirakan bisa mulai beroperasi pada 2016 mendatang.

"Dengan pembangunan pabrik ini diharapkan kita bisa memproduksi bahan baku di dalam negeri dan bisa mengurangi impor sampai 30 persen," kata Iwan di Jakarta, Jumat (10/4).

Iwan mengatakan, kebutuhan bahan baku bagi industri tekstil masih bergantung pada impor. Selain serat rayon, impor cotton juga masih tinggi karena di Indonesia belum bisa memproduksi bahan baku tersebut. Menurut Iwan, cotton masih sulit diproduksi di Indonesia karena terkendala oleh cuaca. Sehingga, bahan baku tersebut masih harus impor dari Australia, Brasil, dan Amerika.

Selama ini, TPT merupakan salah satu industri yang menggunakan listrik dalam jumlah besar. Iwan mengatakan, apabila harga listrik naik otomatis harga tekstil juga akan ikut naik.

Pasalnya listrik mengambil porsi tujuh persen dari total biaya produksi. "Kenaikannya gak banyak, kisarannya dua sampai tiga persen," ujar Iwan.

Sementara, bahan baku memiliki porsi paling besar yakni 80 persen dari biaya produksi. Sehingga, pabrik serat rayon ini perlu dibangun agar lebih efisien dan produk Indonesia bisa kompetitif. Iwan mengatakan, saat ini PT. Sri Rejeki Isman Tbk memiliki tiga pabrik di daerah Sukoharjo, Solo dan Semarang.

Sedangkan, Sritex Group mempunyai 11 pabrik yang dibangun di wilayah Jawa Tengah dengan fokus produksi benang, kain jadi, dan garmen. Tahun ini PT. Sri Rejeki Isman Tbk menargetkan pertumbuhan sebesar tujuh persen, dengan penambahan produk ekspor untuk fashion, kain jadi, dan uniform ke Asia serta Amerika.

Iwan mengatakan, PT. Sri Rejeki Isman Tbk sudah mulai melakukan investasi baru untuk menyelesaikan capital expenditure (capex)  tahun ini sebesar 104 juta dolar AS. Penyelesaian tersebut 80 persen digunakan untuk membangun pabrik finishing kain dan 20 persen untuk pembuatan pabrik garmen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement