Kamis 09 Apr 2015 18:10 WIB

Kajian Pelabuhan Pengganti Cilamaya Butuh Waktu Enam Bulan

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Bappenas Andrinof Chaniago
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Bappenas Andrinof Chaniago

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago mengatakan kajian atau studi kelayakan pengganti pelabuhan Cilamaya tidak membutuhkan waktu lama.

Sebab, kajian yang dibutuhkan hanya berupa kajian tambahan setelah pemerintah memutuskan menggeser lokasi pelabuhan pendukung Tanjung Priok yang tadinya direncanakan di Cilamaya. "Kalau bicara waktu, menurut hitungan saya 2015 ini selesai kajiannya. Paling butuh waktu enam bulan," kata Andrinof di kantornya, Kamis (9/4).

Dijelaskan Andrinof, kajian tambahan tersebut untuk menetapkan lokasi persis pembangunan. Kajian-kajian lain seperti nilai investasi atau kajian kebutuhan sudah teridentifikasi saat pemerintah merencanakan pembangunan pelabuhan Cilamaya.

Dari segi kajian kebutuhan, ujar dia, sudah jelas bahwa untuk menjawab kebutuhan dari industri yang ada di Karawang karena Pelabuhan Tanjung Priok karena kapasitasnya sudah tidak mencukupi.

Sedangkan dari sisi nilai investasi, Andrinof meyakini tidak akan banyak mengalami perubahan. Namun, akan cenderung naik karena dibutuhkan infrastruktur pendukung. Seperti diketahui, nilai investasi Pelabuhan Cilamaya mencapai Rp 34,5 triliun.

"Kalau berkurang nilai investasinya tidak mungkin. Dengan ada pergeseran sedikit, tentu nilai investasi bertambah. Karena perlu dipikirkan pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan tol atau kereta api. Nanti dipilih yang mana yang paling efisien," ujar dia.

Andrinof belum bisa memastikan dimana pelabuhan pengganti Cilamaya akan dibangun. Tapi yang pasti, pembangunan akan tetap diarahkan ke arah Subang atau Indramayu.

Dia menyiratkan, pembangunan pelabuhan pengganti Cilamaya akan tetap digarap oleh investor Jepang yang sejak awal berminat membangun Pelabuhan Cilamaya. "Yang paling minat kan perusahaan Jepang. Karena mereka ingin menunjang kawasan industri di Karawang," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement