REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Ketua Majelis Ekonomi dan Wirausaha PP Muhammadiyah Syafrudin Anhar mengatakan dengan peningkatan jumlah pemeluk agama Islam membuka peluang untuk diterapkannya sistem ekonomi syariah secara global. Sebab, menurut Syafrudin, ekonomi syariah saat ini adalah satu-satunya solusi untuk menjawab semua permasalahan ekonomi global seperti persoalan nilai tukar, krisis global hinggaa perbedaan pendapatan.
“Kita harapkan, pertumbuhan jumlah penduduk muslim ini tidak hanya dalam kuantitas, tapi juga kualitas. Termasuk dalam segi pengembangan ekonomi Islam yaitu sistem ekonomi syariah,” kata Syafrudin kepada Republika, Kamis (9/4).
Akan tetapi, kondisi saat ini yang dilihat Syafrudin, banyak orang-orang Islam, termasuk Islam di Indonesia yang tidak mempelajari secara mendalam ajaran-ajaran Islam, terutama soal pengelolaan perekonomian. Hal ini lah menurut dia yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Islam menjadi terhalang.
Ia mencontohkan pemahaman umat Islam mengenai kewajiban untuk berinfaq, zakat dan sedekah. Masyarakat dilihat Syafrudin memahami bahwa yang harus berzakat, berinfaq dan sedekah itu harus menunggu kaya terlebih dahulu. Padahal menurut Islam semua umat Islam berkewajiban untuk zakat, infaq dan sedekah. Apakah itu dengan uang, harta, atau pun emas. Sebab, makna dari zakat, infaq dan sedekah ini menurut Syafrudin agar rezeki yang diperoleh sesorang tersebut tidak hanya dirasakan oleh satu atau dua orang saja, akan tetapi bagi seluruh umat Islam.