Rabu 08 Apr 2015 17:36 WIB

Permintaan Semen Nasional Turun 8 Persen

Rep: Sonia Fitri/ Red: Djibril Muhammad
Pekerja melakukan bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (30/3).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja melakukan bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan semen nasional hingga Maret 2015 turun sebanyak delapan persen dibanding periode serupa tahun lalu. Hal tersebut dipengaruhi kondisi ekonomi yang melemah serta iklim pembangunan yang belum menggeliat di awal tahun.

"Maka solusi sementara, kita melakukan ekspor sebagian, tapi juga tidak terlalu banyak karena harus berjaga dalam penyediaan semen domestik ketika permintaan diprediksi akan tinggi mulai April," kata Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Suparni kepada Republika, kepada Rabu (8/4).

Berdasarkan data PT Semen Indonesia, pada Januari 2015 konsumsi semen sebanyak 4.792.227 ton lebih besar dari 2014 di bulan yang sama yakni hanya 4.642.804 ton saja. Namun situasi terbalik terjadi di bulan berikutnya. Pada Februari 2015 konsumsi semen nasional sebanyak 4.311.994 ton sementara di tahun sebelumnya pada Februari tercatat konsumsi semen sebanyak 4.534.423 ton.

Jika diakumulasikan, terjadi penurunan sebanyak delapan persen dengan rincian konsumsi Januari-Februari 2015 sebanyak 9.104.221 ton dan di tahun sebelumnya sebanyak 9.177.227 ton.

Wilayah konsumsi semen meliputi Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat untuk di dalam pulau Jawa. Sementara untuk yang dj luar pulau Jawa meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.

Namun secara keseluruhan, kata Parni, kondisi 2015 untuk induatri semen masih tergolong baik di mana tak ada bencana alam atau jembatan yang putus. Terkait transportask layar pun sebagai sarana distribusi semwn tergolong baik karena tak marak pelarangan.

Karenanya, ia berharap pemerintah dapat menciptakan iklim investasi yang baik tahun ini agar kalangan swasta tak aegan untuk membangun dan berinvestasi di dalam negeri.

Untuk ekspor semen, ia menyebut rilis perusahaan dalam satu bulan berada di kisaran 2,6 juta ton. "Tapi kita tidak bisa terlalu banyak. Karena buyer inginnya kontrak jangka panjang, kita belum berani karena pada waktu pasar domestik naik, harus pasar domestik dulu yang jadi prioritas," ujarnya.

Merespons program sejuta rumah untuk rakyat di 2015, PT Semen Indonesia pun melakukan sejumlah persiapan di antaranya menargetkan pertumbuhan konsumsi 5-7 persen. Mereka akan berpartisipasi dalam program tersebut dalam pengadaan material semen.

"Biasanya ada kontrak dengan pengembang untuk jaminan pasok," katanya. Namun sampai saat ini, belum ada permintaan khusus dengan pemerintah untuk menyediakan semen di pembangunan sejuta rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement