REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 18 pengusaha asal Jepang yang tergabung dalam Japan Business Federation Keidanren baru saja melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Rabu (8/4). Dalam kesempatan itu, para pengusaha menyampaikan keinginan mereka untuk berinvestasi di bidang energi sekaligus berdiskusi mengenai kendala yang dihadapi di Indonesia.
"Kami datang ke sini untuk menyampaikan hal-hal yang penting, terutama apa saja yang menjadi hambatan investasi di bidang energi," kata Chairman Japan Business Federation Keidanren Sadayuki Sakahibara dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Rabu (8/4).
Adapun hal yang dinilai menjadi kendala investasi bagi pengusaha Jepang yakni kemacetan. Sistem transportasi Indonesia yang belum memiliki MRT dan masih didominasi oleh kendaraan roda empat dinilai menjadi salah satu kendala. Selain kemacetan, Sakahibara melanjutkan, faktor lain yakni kurang memadainya sejumlah infrastruktur di Indonesia, mulai dari jalan, pelabuhan sampai ketersediaan listrik.
"Meski ada hambatan sekalipun, kami ingin berkontribusi untuk menata infrastruktur," kata dia.
Sakahibara melanjutkan, Jepang telah lama berinvestasi di Indonesia dan ingin terus meningkatkan nilai investasi. Menurutnya, pada 2013 lalu, Jepang menjadi negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia. Pada 2014, kata dia, posisi Jepang memang sempat tergesar oleh Cina. Namun, tahun ini ia menargetkan Jepang akan kembali menjadi negara dengan investasi terbesar nomor satu di Indonesia.
"Besok kami akan berbicara dengan Bapak Gobel (menteri perdagangan) untuk meningkatkan investasi dan mempererat kerjasama ekonomi," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra mengatakan, kehadiran para investor yang mewakili perusahan-perusahaan besar asal Jepang tersebut mengisyaratkan pentingnya Indonesia bagi perekonomian Jepang.