REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo membeberkan langkah cespleng untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Menurut Presiden, banyak yang mengkhawatirkan menghadapi negara-negara tetangga dalam MEA. Padahal, mereka sebenarnya takut dengan Indonesia.
Dia menyakini, paling lambat dua tahun lagi akan ramai investasi yang masuk ke Indonesia. "Saya tidak mau salah lagi," kata dia saat pertemuan dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Senin (6/4).
Presiden Jokowi mengatakan, sudah beberapa kali terjadi momen besar perekonomian Indonesia tetapi tidak digunakan. Pertama, saat terjadi booming minyak pada periode 1970.
Dia melanjutkan, ketika masih kecil pada periode 1980 booming industri kayu juga tidak digunakan dengan baik. Pasalnya, basis industri tidak dikuasai. Alhasil, seluruh ekspor kayu dalam bentuk mentah.
Lalu, ketika booming batu bara. Seharusnya, dalam melakukan ekspor batu bara ke Tiongkok, pembangkit listrik juga dibuat di sana. Dengan begitu, ketika produk yang kembali ke Indonesia adalah produk buatan anak negeri pula.
Dia menerangkan, para pengusaha muda harus mampu ekspansi ke negara lain. Salah satu jalannya, dengan memasarkan barang melalui media internet. Pengusaha muda banyak melakukan usaha di dunia maya. Jadi, para pengusaha harus mampu lebih dulu berekspansi ke negara tetangga.
"Indonesia sudah harus bergerak dari menjual barang mentah menjadi jual barang jadi," ujarnya.