Sabtu 04 Apr 2015 20:19 WIB

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dapat Tekan Inflasi

Inflasi Maret 2015: Aktivitas jual beli bahan makanan di Pasar Rumput, Jakarta, Rabu (1/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Inflasi Maret 2015: Aktivitas jual beli bahan makanan di Pasar Rumput, Jakarta, Rabu (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengatakan bahwa pemanfaatan lahan pekarangan untuk mengembangkan tanaman pangan merupakan salah satu strategi pengendalian inflasi di daerah itu.

"Jangan dipandang sepele soal pemanfaatan lahan pekarangan karena program itu salah satu strategi konkrit pengendalian inflasi," kata Gubernur di Bengkulu, Sabtu (4/4).

Program pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan menurut Gubernur akan menekan permintaan masyarakat terhadap bahan pangan.

Gubernur mengatakan bahan pangan menjadi salah satu penyumbang terbesar inflasi di Provinsi Bengkulu.

"Sebagian besar kebutuhan pangan didatangkan dari luar daerah yang membutuhkan ongkos angkut sehingga harga bahan pangan meningkat," ucapnya.

Program pemanfaatan lahan pangan yang sudah dikembangkan di 10 kabupaten dan kota menurut Gubernur akan menjadi salah satu strategi pengendalian inflasi daerah dalam jangka panjang.

Selain itu, program ketahanan pangan yang digagas pemerintah dengan TNI Angkatan Darat juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan daerah ini terhadap pasokan bahan pangan dari luar daerah.

"Karena itu tanami pekarangan dengan berbagai jenis bumbu, sayur mayur, buah, maupun jenis umbi-umbian," ucapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Bengkulu mengalami inflasi sebesar 0,19 persen pada Maret 2015 menyusul kenaikan sejumlah harga barang dan jasa di daerah itu.

"Kota Bengkulu pada Maret 2015 mengalami inflasi, sedangkan bulan Februari 2015 deflasi sebesar 1,46 persen," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dodi Herlando.

Angka inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,54 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,56 persen. Selanjutnya kelompok kesehatan sebesar 0,23 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,13 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,10 persen.

Dodi menambahkan bahwa inflasi pada Maret 2015 disebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas yakni beras, bensin, sewa rumah, bawang merah, bayam, kangkung, rokok kretek filter, apel, jengkol, angkutan udara dan beberapa komoditas lain. Sementara turunnya harga beberapa komoditas seperti cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, kentang, cabe hijau, tongkol/ambu-ambu, tomat sayur, nila, emas perhiasan dan kol putih/kubis, tidak mampu meredam inflasi yang terjadi pada bulan Maret ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement