Jumat 03 Apr 2015 15:38 WIB

Pabrik Gula Hambat Saluran Air di Sawah di Cilegon

Rep: c81/ Red: Dwi Murdaningsih
Sawah Kering (ilustrasi)
Foto: bharatanews
Sawah Kering (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON - Warga Kampung Tegal Buntu, Desa Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, tak lagi dapat bercocok tanam karena lahan persawahannya terendam air dan menjadi kubangan. Hal ini terjadi karena kehadiran pabrik rafinasi gula yang menutupi jalur air persawahan.

Akibatnya, sumber mata pencarian warga kian berkurang dan terpaksa mencari penghasilan lain diluar bercocok tanam, seperti menjadi buruh lepas. Dan hanya membiarkan lahan tersebut menganggur dan tirak ditanami.

"Aliran air ketutup sama pabrik itu (Permata Dunia Sukses Utama). Banjirnya udah 11 tahun. Dulu sebelum banjir, bisa panen dua kali dalam setahun, sudah ngak bisa ditanami lagi," kata tokoh masyarakat setempat, Sanwani, saat ditemui dikediamannya, Jumat (3/4).

Lahan pertanian warga yang memiliki luas lebih dari 10 hektar tersebut, kini telah menjadi kubangan setelah berdirinya perusahaan tersebut. Bahkan, menurut penuturan pria asli Desa Tegal Ratu ini, kondisi pabrik yang lebih tinggi dibanding lahan pertanian menyebabkan persawahan warga rusak. Bahkan, jika musim hujan, maka akan menyebabkan banjir di jalan Ciwandan-Cigading yang merupakan akses utama menuju pantai Anyer.

"Ga ada aliran air kan. Kalau udah banjir, putus itu jalan depan (jalan Ciwandan-Cigading), kalau mau ke Anyer ga bisa," terangnya. 

Sama halnya dengan Sanwani, Madusup yang saat ini lahan miliknya yang seluas sekitar tiga hektare, kini tidak bisa ditanami karena lahannya penuh dengan air. "Sudah dibuat jalur air, tapi karena letaknya di bawah pasti banjir lagi, balik lagi airnya, karena jalur sebelahnya tertutup pabrik," katanya.

Madusup berharap ada penyelesaian antara warga dan pabrik gula tersebut. "Kami tidak masalah jika masih bisa ditanami,  tapi ini sudah tidak bisa ditanami apa-apa karena banjir terus," ungkapnya. 

Ia juga mengatakan, pihak perusahaan sudah sering menjanjikan warga utuk mengganti rugi lahan warga yang terendam banjir, namun hingga saat ini tidak ada kelanjutannya. Bahkan, meski warga sering melakukan aksi tuntutan, tapi seolah pabrik tutup mata. "Kita hanya dijanjiin mas, kita sudah sering melakukan pertemuan juga, hasilnya sudah ada, tapi tidak ditepati," ungkapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement