Senin 30 Mar 2015 14:20 WIB

UN tak Jadi Standar Mutu, Kenakalan Remaja Meningkat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Siswa penyandang tuna netra Novitriyani (kiri), dan Ikhsanegi Ramadhan (kanan) mengikuti Ujian Nasional di SLB Bagian-A (Tuna Netra) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta Selatan, Senin (14/4).(Republika/Yasin Habibi)
Siswa penyandang tuna netra Novitriyani (kiri), dan Ikhsanegi Ramadhan (kanan) mengikuti Ujian Nasional di SLB Bagian-A (Tuna Netra) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta Selatan, Senin (14/4).(Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan tingkat pendidikan sangatlah penting bagi kemajuan negara. Oleh karena itu, ia pun menilai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) harus tetap dilaksanakan sebagai standar mutu pendidikan. 

"Sekali lagi, kita berbicara tentang kenapa kita berbicara harus UN. Banyak orang mengeluh, guru mengeluh, pengamat mengeluh tentang UN," kata JK dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbangtendik) Bojongsari, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (30/3).

Namun, sayangnya justru banyak warga dan pendidik yang mengeluhkan diselenggarakannya UN. Dengan UN, kata JK, para murid pun akan menjadi disiplin dan lebih bekerja keras agar dapat lulus ujian.

Dengan sistem kelulusan melalui UN, kenakalan remaja seperti tawuran dan genk motor juga dapat terhindari. Namun, menurut dia, angka kenakalan remaja mulai meningkat sejak UN tidak dijadikan sebagai standar mutu pendidikan nasional.

Wapres mengatakan dalam menyelenggarakan pendidikan, sangat penting disediakannya sarana pendidikan, pendidik atau tenaga pengajar, serta sistem pendidikan. "Ketiga itu harus berjalan dengan baik," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement