Jumat 27 Mar 2015 15:06 WIB

Tidak Semua Wilayah Mampu Tanam Padi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Seorang petani, Micing (65) mencangkul sawah nya yang sudah rusak di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (26/2).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang petani, Micing (65) mencangkul sawah nya yang sudah rusak di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (26/2). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian & Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Suharyadi mengatakan, dalam mendorong sektor pertanian pemerintah perlu melihat keunggulan antar wilayah. Dengan demikian dapat menciptakan dikotomi antar wilayah sesuai keunggulan masing-masing dan menciptakan daya saing yang optimal.

Suharyadi mencontohkan, dari seluruh pulau di Indonesia, Jawa memiliki luas lahan sawah yang paling luas. Namun, sayangnya pada 2012 sampai 2013 luas lahan di pulau Jawa semakin menurun yakni dari 3.270,2 hektar menjadi 3.251 hektar. Penurunan ini disebabkan adanya alih fungsi lahan. Sementara di Sumatera luas lahan sawah pada 2013 mencapai 2.347,3 hektar, Kalimantan sebesar 1.025,2 hektar, dan Sulawesi hanya 932,3 hektar.

"Padahal, lahan di Jawa lebih produktif karena ada ketersediaan infrastruktur penunjang yang lebih baik," ujar Suharyadi dalam diskusi di Kadin Indonesia, Jumat (27/3).

Menurut Suharyadi, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua setelah Brasil. Namun, sampai saat ini sumber daya alam tersebut belum dioptimalkan dengan baik. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah perlu memetakan daerah mana saja yang perlu digenjot untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.

"Pemerintah harus cermat dalam menyusun program ketahanan pangan, karena lahan-lahan produktif di sepanjang jalur pantura dan beberapa wilayah lain di Cianjur, Bandung, dan Sukabumi terus beralih fungsi," ujar Suharyadi.

Suharyadi mengatakan, ketahanan pangan tidak hanya mempersoalkan proses produksi seperi perbaikan irigasi, serta penyediaan benih dan pupuk. Namun juga menyangkut proses distribusi, yakni sarana jalan yang memadai dan konektivitas antar moda transportasi yang murah. Dengan demikian harga di konsumen dapat sesuai dan terjadi rantai pemasaran yang efisien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement