Rabu 25 Mar 2015 15:58 WIB

Ini Penyebab Utama Harga Bawang Meningkat Pesat

Rep: C12/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Harga Bawang Putih Naik: Pedagang memilah bawang putih di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (24/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Harga Bawang Putih Naik: Pedagang memilah bawang putih di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Naiknya harga bawang hingga menembus Rp 30 ribu selama dua pekan terakhir di Pasar Atas Baru diakui memang karena faktor cuaca. Sebab, faktor tersebut telah membuat para petani gagal panen.

Kepala Bidang Industri, Perdagangan, dan Pariwisata Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian (Diskopindagtan) Kota Cimahi, T Megawati, mengakui harga bawang yang melonjak tersebut karena faktor cuaca yang tak menentu. Namun, menurut dia, itu tidak hanya dialami Kota Cimahi, tapi juga di daerah lain.

"Sementara ini informasinya memang karena faktor cuaca yah, saya sih belum memantau. Tapi di pasaran memang naik. Semua (daerah) juga sama. Alasannya juga karena cuaca, jadi panen gagal," kata Megawati, Rabu (25/3).

Lanjut dia, cuaca saat ini pun anomali, terlebih curah hujan memang besar sehingga kawasan di Pantura pun menjadi banjir. "Gagal panen biasanya, karena kan banjir hujan terus," kata dia.

Karena kondisi ini, pendistribusian bawang dari pasar Induk Caringin yang terletak di Kota Bandung ke Cimahi pun jadi berkurang. "Jadi stoknya berkurang," lanjut dia.

Ia juga mengakui, gagal panen yang karena cuaca ini menyebabkan sulit untuk mengendalikan harga untuk saat ini. "Apalagi karena cuaca ya kita mengikuti aja. Kami baru memantau dari sisi harga. Kalo misal ada operasi pasar itu juga belum," ujar dia.

Terkait operasi pasar, memang belum dilakukan karena itu merupakan kebijakan dari pemerintah pusat. "Kenaikan harga sayur dan rempah-rempah sih biasanya memang fluktuatif," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement