REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi mengungkapkan, produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu akan mengalami kenaikan menjadi 80.000 barel per hari pada April 2015.
Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana mengatakan, saat ini masih menunggu persetujuan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mencapai produksi 80.000 barel per hari.
"Ada masalah 'flaring' (pembuangan) yang perlu persetujuan amdal dari KLH," ujarnya.
Menurut dia, "flaring" tersebut hanya akan dilakukan sementara hingga fasilitas injeksi gas sudah siap.
"Karena 'gas injection'-nya belum siap, maka terpaksa di-'flare' dulu," ujarnya.
Gas yang dibuang tersebut berasal dari fasilitas ekspansi awal (early oil expansion/EOE). Saat ini, produksi Banyu Urip sekitar 40.000 barel per hari. Dengan demikian, pada April 2015, produksi Banyuurip akan bertambah produksi 40.000 barel per hari, sehingga menjadi 80.000 barel per hari. Tambahan 40.000 barel per hari tersebut berasal dari fasilitas pemrosesan utama (central processing facilities/CPF).
Pada Oktober 2014, produksi Banyu Urip naik 10.000 barel per hari dari sebelumnya 30.000 menjadi 40.000 barel per hari. Peningkatan 10.000 barel per hari itu berasal dari EOE. Sedangkan, produksi 30.000 barel per hari berasal dari fasilitas produksi awal (early production facilities/EPF).
Selanjutnya, pada Agustus 2015, produksi Banyu Urip ditargetkan mencapai puncaknya sebesar 165.000 barel per hari. Secara rata-rata produksi minyak Banyu Urip pada 2015 ditargetkan mencapai 100.000 barel per hari.
Produksi Banyu Urip tersebut menjadi penyumbang utama rencana produksi minyak sesuai APBN Perubahan 2015 sebesar 825.000 barel per hari.
Berdasarkan rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD) dengan skenario full production, proyek Banyu Urip menelan investasi 2,5 miliar dolar AS yang terdiri atas fasilitas produksi 2,2 miliar dolar dan pengeboran sumur 337 juta dolar.
Kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani 17 September 2005 dengan Mobil Cepu Limited yang sekarang menjadi ExxonMobil Cepu Limited sebagai operator.
ExxonMobil memegang 45 persen saham partisipasi Cepu, PT Pertamina EP Cepu 45 persen saham dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham. Cadangan minyak Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 450 juta barel