REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Sony telah merevisi laba operasional kuatal III-2014 naik 2,2 persen menjadi 182 miliar yen atau 1 miliar euro. Pencapaian tersebut berkat perolehan yang lebih tinggi dari perkiraan dari studio filmnya di AS.
Bulan lalu, Sony melaporkan laba operasional kuartal III sebesar 178 miliar yen. Tapi itu menambah kerugian operasional sebesar 170 miliar yen sampai akhir Maret dibandingkan 40 miliar yen pada tahun lalu.
Sony berharap mencapai target laba usaha sebesar 500 miliar yen pada Maret 2018. Sony telah mengeluarkan tujuh peringatan keuntungan dalam dua tahun.
Pada Selasa (17/3), perusahaan mengatakan perkiraan sebelumnya berdasarkan data yang tidak lengkap, yang kemudian dikumpulkan data dari studio film Hollywood.
Studio film itu mengambil subjek Korea Utara yang disponsori Sony Picture pada tiga bulan lalu. Sony Picture siap merilis film berjudul The Interview yang melibatkan plot fiksi pembunuhan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.
Sony mengatakan setelah hasil resmi dari studio film disertakan, pendapatan secara kuartal tumbuhan 6,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 2.567 triliun yen, bukan seperti perkiraan awal sebesar 2.558 triliun yen.
Sony saat restrukturisasi bisnis mengatakan akan spin off bisnis video dan audio menjadi perusahaan yang terpisah sebagai bagian dari rencana tiga tahun mengembalikan keuntungan.
Pada bulan Februari, Kepala Eksekutif Sony Kazuo Hirai mengatakan perusahaan tidak boleh takut untuk berubah jika itu harapan untuk tumbuh seperti cara Sony. Dia mengatakan perusahaan elektronik Jepang tidak lagi mengejar pertumbuhan penjualan di bidang seperti smartphone yang telah mengalami persaingan dengan Apple dan Samsung.
Hirai mengatakan akan fokus pada area bisnis yang menguntungkan, termasuk hiburan seperti program TV dan bisnis permainan PlayStation. "Unit video dan suara akan berputar pada Oktober," ujarnya seperti dilansir BBC, Selasa.
Sony telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir karena tertinggal di sektor yang tumbuh cepat seperti smartphone dan TV layar datar. Penjualan DVD blu-ray juga telah menurun seiring dengan pertumbuhan layanan streaming film online, seperti Netflix.