Senin 16 Mar 2015 17:17 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Kinerja Ekspor Impor RI-Australia Justru Meningkat

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Djibril Muhammad
Nilai ekspor Impor: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memberi konferensi pers tentang ekspor impor di kantor BPS, Jakarta, Senin (16/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Nilai ekspor Impor: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memberi konferensi pers tentang ekspor impor di kantor BPS, Jakarta, Senin (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan pemerintah untuk mengeksusi mati duo Bali Nine ternyata tidak mempengaruhi urusan perdagangan antara Indonesia dan Australia. Kinerja ekspor impor antara kedua negara justru mengalami peningkatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia ke Australia pada Februari 2015 tercatat sebesar 197,8 juta dolar AS.

"Nilai ini mengalami peningkatan 7,25 persen jika dibandingkan pada Januari 2015 yang sebesar 184,4 juta dolar AS," kata Kepala BPS Suryamin dalam paparannya di kantor BPS, Senin (16/3).

Begitu pula sebaliknya terhadap kinerja impor. Nilai impor Indonesia dari Australia pada Februari 2015 tercatat 380,9 juta dolar AS. Ini mengalami kenaikan 7,24 persen jika dibandingkan dengan nilai impor Januari 2015 yang sebesar 355,2 juta dolar AS.

Dengan begitu, bisa dibilang Australia justru yang mengalami keuntungan dari kerja sama dagang kedua negara. Sebab, nilai impor Indonesia lebih tinggi dibanding ekspor.

Suryamin menjelaskan, sedikitnyaa ada lima komoditas yang hingga kini masih diimpor dari Australia. Yakni sapi hidup, bahan bakar mineral, susu mentega, telur, dan gandum.

Dia merinci ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan dari sisi impor. Salah satunya gandum yang meningkat 17,3 persen menjadi 99,31 juta dolar AS pada Februari jika dibandingkan dengan Januari 2015.

"Tapi nilai impor sapi hidup dari Australia turun 28,88 persen menjadi 37,3 juta dolar AS," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement