REPUBLIKA.CO.ID, MESIR -- Mesir membutuhkan dana 200-300 miliar dolar AS atau hampir Rp 3750 triliun untuk mengembangkan negaranya. Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi ingin negaranya keluar dari gejolak ekonomi yang sedang melanda.
Pernyataan tersebut disampaikan al-Sisi pada konferensi investasi internasional, Ahad (15/3). Menurut al-Sisi, sejak digulingkannya rezim Hosni Mubarak empat tahun silam, Mesir mengalami keterpurukan ekonomi dan politik.
“Investiasi menurun drastis dan pariwisata menyusut,” ujarnya, seperti dilansir Reuters.
Karena itu, al-Sisi berupaya menarik investor sebanyak-banyaknya agar berinvestasi. Kota Sharm el-Sheikh akan dijadikan daya tawar bagi investor asing untuk berinvestasi. Selain itu, al-Sisi juga menawarkan investasi di wilayah energi dan proyek perumahan untuk dikembangkan oleh perusahaan regional maupun Internasional.
Meskipun situasi di Mesir saat ini masih bergejolak dengan adanya pemberontakan dari kelompok Islam di Sinai Utara dan para militan namun, al-Sisi tetap optimistis mampu menggenjot investasi dari para investor. “Kairo ingin melipatgandakan investasi asing pada tahun fiskal ini sebesar delapan miliar dollar,”katanya.