Sabtu 14 Mar 2015 19:47 WIB

'Indonesia Dalam Krisis Energi'

Rep: c84/ Red: Dwi Murdaningsih
 Petugas memindahkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari truk pengangkut ke tangki pendam di salah satu SPBU di Jakarta, Jumat (16/1).    (Republika/ Yasin Habibi)
Petugas memindahkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari truk pengangkut ke tangki pendam di salah satu SPBU di Jakarta, Jumat (16/1). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemandirian energi dan pangan sangat dibutuhkan Indonesia. Dalam diskusi Menanam Benih Kemandirian, Sabtu (14/3) Pendiri Medco Group Arifin Panigoro mengingatkan krisis energi yang menimpa Indonesia bukan lagi menjadi suatu ilusi.

Ia menilai akan semakin berat bagi Indonesia ke depannya jika tidak mampu mencukupi kebutuhan energi nasional. Arifin mengatakan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi perlu adanya pasokan energi yang cukup.

"Artinya, kalau di dalam negeri tidak ada ya harus impor. Apa mau kita hidup bergantung pada pasokan energi dari luar negeri," ujar Arifin.

Saat ini, kebutuhan energi nasional mencapai 4,5 juta barrel setara minyak per hari. Menurutnya, jumlah ini akan meningkat menjadi 7,7 juta barrel setara minyak per hari pada 2025.

Padahal, Ia menambahkan, kemampuan produksi minyak nasional saat ini berkisar di bawah 800 ribu barrel per hari. Kemampuan ini diyakini akan terus menurun hingga 453 ribu barrel per hari dalam sepuluh tahun mendatang seiring merosotnya oil lifting nasional.

"Ini wake up call bagi semua pihak, mulai dari presiden, menteri, kalangan usaha hingga generasi muda bahwa Indonesia dalam krisis energi," sambungnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement