REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah berniat untuk hidupkan lagi kilang gas di Lapangan Arun, Aceh. Ide ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan industri di Aceh dengan memenuhi pasokan gas dari Lapangan Gas Tangguh di Papua.
Sejak bulan Oktober 2014 yang lalu, Lapangan Gas Arun memang sudah berhenti berproduksi. Pasalnya, cadangan gas di tempat tersebut sudah habis.
"Dari tahun 1974 kan sudah ekspor LNG dari sana. Sampai Oktober kemarin layanan terakhirnya. Lalu kami berpikir, itu mau diapain. Lalu dari PT Rekin mereka mau bikin LNG Arun itu dihidupkan lagi," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo di kantornya, Jumat (13/3).
Indroyono menjelaskan, nantinya Lapangan Gas Arun akan diaktifkan lagi dengan mengirim cadangan gas dari Lapangan Gas Tangguh di Papua. Cadangan gas yang dibawa akan berupa gas yang di cairkan.
Gas cair tersebut akan dibawa menggunakan kapal yang mempunyai pendingin. "Kemudian di Arun diregasifikasi, dipanaskan lagi untuk jadi gas. Sistem pendinginnannya juga bisa untuk cold storage atau membawa ikan," ujar Indroyono.
Indroyono juga menjelaskan LNG tersebut juga bermanfaat untuk menjadi sumberdaya untuk menggerakan turbin listrik di Belawan, Sumatera Utara. Gas dari Arun, akan disalurkan sejauh 310 km menuju pembangkit listrik di Belawan untuk menghidupkan sejumlah industri di Aceh, seperti PT Pupuk Iskandar Muda 1 dan 2, serta PT Kertas Kraft Aceh.